Jakarta, CNN Indonesia --
Jumlah korban tewas kebakaran Los Angeles, California bertambah menjadi 11 orang per Jumat (10/11). Korban jiwa kebakaran yang berlangsung sejak Selasa (7/1) bertambah satu dari total 10 jiwa yang dilaporkan beberapa hari terakhir.
Reuters pada Sabtu (11/1) juga memberitakan 153 ribu orang masih berada di bawah perintah evakuasi, sementara 166.800 lainnya menerima peringatan untuk bersiap dievakuasi setelah lebih dari 10 ribu bangunan rusak atau hancur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah tersebut kemungkinan bertambah seiring dengan dimulainya pencarian dari rumah ke rumah ketika situasi lebih aman.
Dengan ribuan orang kehilangan tempat tinggal mendadak dan asap tebal memaksa pemerintah AS menyatakan keadaan darurat kesehatan. Pemerintah juga memberlakukan jam malam di semua zona evakuasi.
Di sisi lain, petugas pemadam kebakaran mulai berhasil mengendalikan dua kebakaran besar di sisi timur dan barat Los Angeles pada Jumat (10/1) waktu setempat. Pemadaman mulai berhasil dilakukan setelah angin kencang yang memperburuk kebakaran beberapa hari terakhir mereda.
Petugas juga melaporkan kemajuan menangani Kebakaran Palisades di sisi barat kota, serta Kebakaran Eaton di kaki bukit timur Los Angeles setelah beberapa hari sebelumnya kebakaran di dua wilayah itu tak terkendali.
Kini, Kebakaran Palisades sudah 8 persen terkendali dan Kebakaran Eaton 3 persen.
Sebelumnya, Badan Pemadam Kebakaran California (Cal Fire) mencatat tingkat pengendalian kedua kebakaran ini sebesar 0 persen hingga Jumat pagi.
Kebakaran besar di dua tempat ini memang cukup mengkhawatirkan. Ditaksir, kebakaran telah menghanguskan 35.000 hektar atau 141 km persegi, setara dengan dua setengah kali luas Manhattan.
Selain itu enam kebakaran yang terjadi bersamaan sejak Selasa telah menghancurkan wilayah perumahan di Los Angeles County.
Bantuan dari tujuh negara bagian tetangga, pemerintah federal, dan Kanada telah tiba di California untuk memperkuat tim udara yang menjatuhkan air serta bahan kimia pemadam ke bukit-bukit yang terbakar, serta tim darat yang menyerang garis api dengan alat manual dan selang air.
"Dengan bertambahnya sumber daya yang ditugaskan, situasi di wilayah ini jauh lebih baik dibandingkan awal pekan ini," kata Kepala Pemadam Kebakaran Los Angeles County, Anthony Marrone, dalam konferensi pers.
Angin mereda, risiko tetap tinggi
Badan Cuaca Nasional (NWS) melaporkan kondisi cuaca di wilayah Los Angeles akan membaik selama akhir pekan, dengan kecepatan angin menurun hingga 20 mph (32 kph) dengan hembusan antara 35 hingga 50 mph.
Informasi tersebut bisa menjadi jeda setelah angin kencang mencapai 80 mph di hari-hari sebelumnya.
"Angin tidak terlalu kencang, jadi itu akan membantu petugas pemadam kebakaran," kata Allison Santorelli, ahli meteorologi NWS.
Namun, ia mengingatkan kondisi tetap kritis karena kelembaban udara yang rendah dan vegetasi kering. NWS juga memprediksi peringatan bahaya kebakaran akan kembali diberlakukan pada Senin (13/1).
Kerugian miliaran dolar
Perusahaan perkiraan cuaca, AccuWeather, memperkirakan kerugian akibat kebakaran ini mencapai $135 miliar hingga $150 miliar atau setara Rp2.025 triliun hingga Rp2.250 triliun.
Hal ini tentu mencerminkan dampak ekonomi yang berat serta kenaikan biaya asuransi rumah bagi warga California.
Komisioner Asuransi California Ricardo Lara mendesak perusahaan asuransi untuk menangguhkan pembatalan atau non-pembaruan polis yang diajukan sebelum kebakaran dimulai dan memperpanjang tenggat waktu pembayaran.
Presiden Joe Biden juga telah menyatakan kebakaran ini sebagai bencana besar. Ia berjanji pemerintah AS akan mengganti 100 persen biaya pemulihan selama enam bulan ke depan.
Dalam percakapan telepon dengan Wali Kota Los Angeles, Karen Bass, dan Gubernur California, Gavin Newsom, Biden menegaskan kembali komitmennya untuk menyediakan sumber daya bagi upaya pemadaman dan pemulihan.
"Bahkan ketika api padam, pekerjaan kita baru saja dimulai. Kami akan terus berada di sini untuk membantu selama dibutuhkan," kata Biden dari Oval Office.
(tst/chri)