Jakarta, CNN Indonesia --
Dua orang personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) terluka terkena serangan militer Israel ke markas besar PBB di Lebanon pada Kamis (10/10) pagi waktu setempat.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyebut Israel sebagai "organisasi teroris", usai melakukan agresi brutal di Jalur Gaza hingga Lebanon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut rangkumannya dalam Kilas Internasional hari ini, Jumat (11/10).
2 Personel TNI Kena Serangan Israel ke Markas PBB UNIFIL Lebanon
Dua personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) dilaporkan terluka imbas serangan militer Israel ke markas besar pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon atau UNIFIL pada Kamis (10/10) pagi.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dalam rilisnya mengatakan kedua prajurit TNI yang terluka tergabung dalam UNIFIL. Serangan Israel itu berlangsung kala dua prajurit TNI itu bertugas di markas kontingen Indonesia di Naqoura.
"Dua prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL tersebut mengalami luka ringan ketika jalankan tugas pemantauan di menara pemantau di markas kontingen Indonesia di Naqoura," ucap Retno.
Israel Tuduh AS Diam-diam Negosiasi dengan Iran, Washington Buka Suara
Israel menuduh Amerika Serikat bersama negara-negara Arab diam-diam melakukan negosiasi dengan Iran terkait peluang gencatan senjata dengan sejumlah proksi Teheran di Timur Tengah.
Laporan sumber anonim mengatakan telah terjadi pembicaraan rahasia antara perwakilan AS dengan negara-negara Arab dan Iran, soal kemungkinan penghentian serangan Hizbullah-Houthi terhadap Israel.
Namun AS membantah tuduhan bahwa Washington yang menjadi inisiator pembicaraan rahasia tersebut.
Erdogan Marah, Sebut Israel 'Organisasi Teroris Zionis'
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Israel sebagai 'organisasi teroris Zionis', gegara agresi brutalnya ke Jalur Gaza Palestina dan Lebanon.
Dalam pidatonya di pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), Erdogan mengatakan Israel tahun lalu membuat pilihan antara menjadi negara atau menjadi organisasi teroris. Sayang seribu sayang, Israel justru memilih untuk bertindak seperti "organisasi teroris."
"[Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan] jaringan pembunuhnya mengalami delusi dan memulai petualangan yang sangat berbahaya," kata Erdogan, seperti dikutip Anadolu Agency.
Erdogan juga menyampaikan "khayalan tanah yang dijanjikan", yang selama ini diidam-idamkan Israel, pada akhirnya akan membuat Negeri Zionis kecewa besar.
(dna)