ANALISIS
Anisa Dewi A | CNN Indonesia
Kamis, 09 Jan 2025 06:30 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Indonesia resmi menjadi anggota penuh forum ekonomi yang digawangi Rusia-China, BRICS, pada Senin (6/1). Sejauh ini belum ada respons Amerika Serikat dan sekutunya soal status baru tersebut.
Pengumuman status Indonesia sebagai anggota tetap BRICS disampaikan pemerintah Brasil dalam rilis resmi. Mereka mengatakan seluruh anggota menyetujui konsesi negara Asia Tenggara ini ke blok tersebut.
Indonesia memang menyampaikan ketertarikan untuk bergabung ke forum ekonomi itu saat hadir di pertemuan puncak BRICS di Rusia pada Oktober 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah pakar punya pandangan masing-masing. Beberapa menilai RI bisa lebih punya daya tawar di kancah global, yang lain menilai tak ada kepastian manfaat bergabung di BRICS.
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Airlangga Radityo Dharmaputra menilai Indonesia tak mendapat dampak positif setelah bergabung dengan BRICS.
"Dengan bergabung sebagai anggota penuh, kita akan terlihat sebagai bagian dari poros China-Rusia (bukan Global South)," kata Radityo di unggahan X, Selasa (7/1).
Dia lalu berujar, "Kita terjebak dalam kelompok ini tanpa kepastian manfaatnya."
CNNIndonesia.com sudah meminta izin Radityo untuk mengutip cuitan tersebut.
Radityo juga menyoroti status baru RI di BRICS justru memperuncing bipolaritas terutama saat Amerika Serikat resmi dipimpin Donald Trump pada 20 Januari mendatang.
Dalam berbagai kesempatan, Kementerian Luar Negeri RI termasuk Menlu Sugiono menegaskan Indonesia bergabung ke BRICS sebagai bentuk realisasi politik bebas aktif.
Indonesia juga tergabung dalam forum G20 di mana negara anggota itu mencakup AS, China, dan Rusia.
Menyoal rivalitas, Amerika Serikat dan China berselisih banyak hal mulai perdagangan, teknologi, hingga isu di Kawasan Asia Pasifik seperti Laut China Selatan (LCS) dan Taiwan.
Hubungan AS dan Rusia juga memburuk setelah invasi Negeri Beruang Merah ke Ukraina.
BRICS disebut-sebut sebagai forum ekonomi tandingan G7 yang berisi sekutu-sekutu AS.
"Hal terburuk bagi Indonesia yang bisa terjadi sekarang terutama dengan masuknya Trump dan kembalinya ke bipolaritas," imbuh Radityo.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>