CNN Indonesia
Kamis, 24 Okt 2024 12:15 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Balon propaganda berisi sampah dari Korea Utara dilaporkan kembali menerobos masuk Korea Selatan hingga mendarat di kompleks Istana Kepresidenan di ibu kota Seoul pada Kamis (24/10) pagi waktu setempat.
Balon tersebut dilaporkan meledak di udara dan puing-puingnya berserakan di sekitar area kantor kepresidenan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Balon tersebut) meledak di udara dan puing-puing yang jatuh teridentifikasi berserakan di sekitar area kantor Yongsan," kata Layanan Keamanan Kepresidenan dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke AFP.
Meski begitu itu, layanan tersebut menambahkan bahwa balon tersebut tidak mengandung hal-hal yang bisa membahayakan orang-orang yang berada di area kompleks kepresidenan. "Tidak ada risiko atau kontaminasi berbahaya," tambah mereka.
Media lokal Korsel, Chosun Daily, melaporkan bahwa balon sampah tersebut berisi selebaran propaganda yang mengejek Presiden Korsel, Yoon Suk Yeol dan istrinya, Kim Keon Hee.
Di dalam balon tersebut, terdapat foto Presiden Yoon dan istrinya yang disertai tulisan "Untungnya, Presiden Yoon dan istrinya tidak memiliki anak" dan "Korea Selatan adalah Kerajaan Keon Hee."
Ibu negara Kim saat ini sedang didera beberapa isu miring. Ia dilaporkan terlibat dalam kasus manipulasi saham di sejumlah perusahan yang ada di Korsel. Selain itu, ia juga diduga telah mengintervensi pemilu Korsel pada April lalu.
Serangan balon ini terjadi beberapa hari setelah Kim Yo Jong, saudara perempuan Presiden Korut, Kim Jong Un, menuduh aktivis Korea Selatan mengirim propaganda anti-Korut ke negaranya.
Selain itu, insiden ini juga terjadi beberapa hari setelah Korsel mengirim pesawat tanpa awak ke ibukota Pyongyang.
"Seoul harus mengalami secara langsung untuk mengetahui dengan tepat betapa berbahayanya tindakan yang dilakukannya dan betapa mengerikannya serta fatal konsekuensi yang ditimbulkannya," kata Jong.
Sebetulnya, ini bukan kali pertama kantor Presiden Korsel diserang balon sampah dari Korut. Sebab, Korut juga sudah melakukan hal serupa pada Mei dan Juli lalu. Padahal, kompleks kepresidenan Korsel dijaga ketat oleh tentara angkatan darat dan udara.
Serangan balon ini dilakukan sebagai respons Korut untuk membalas propaganda anti-Korut dari aktivis yang ada di Korsel. Sebab, kelompok aktivis anti-Korut di Korsel dilaporkan juga sering mengirim balon-balon propaganda ke wilayah Korut.
Balon-balon tersebut biasanya berisi selebaran uang dolar AS dan foto-foto idol K-Pop yang notabenenya dilarang untuk diperjualbelikan di Korut.
(gas/rds)