Fakta-fakta KPK Korsel Gagal Tangkap Presiden Yoon Suk Yeol

2 weeks ago 13

Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) Korea Selatan gagal menangkap Presiden yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, pada Jumat (3/1).

Yoon saat ini sedang dalam penyelidikan atas tuduhan pemberontakan dan penyalahgunaan wewenang berujung deklarasi darurat militer pada 3 Desember lalu.

CIO tiba di kediaman Yoon pada Jumat pagi. Namun, upaya penangkapan di hari itu gagal karena alasan keamanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut fakta-fakta terkait penangkapan Yoon yang gagal.

Diblokir massa hingga militer

Ribuan warga yang berjaga dan memadati area rumah Yoon membuat tim CIO kesulitan menembus massa untuk menangkap Yoon. 

Tak cuma itu, sejumlah tentara juga memblokir tim penyidik yang hendak menahan Yoon.

Menurut laporan terdapat sekitar 2.700 pasukan keamanan dan ratusan bus yang bersiaga.

Tim penyelidik CIO sempat berhasil menembus barikade massa tetapi mereka hanya bertemu tim hukum Yoon. Lembaga itu lalu memutuskan balik kanan, sehingga gagal menangkap presiden yang dimakzulkan.

Gagal tangkap demi alasan keamanan

Dalam pernyataan resmi, CIO menyatakan alasan keamanan menjadi faktor mereka gagal menangkap Yoon.

"Kami memutuskan bahwa pelaksanaan surat perintah penahanan secara praktis tidak mungkin dilakukan karena konfrontasi yang terus berlanjut, dan menangguhkan pelaksanaan karena khawatir akan keselamatan personel di lokasi yang disebabkan oleh perlawanan," menurut CIO.

Akan tangkap Yoon pekan depan

Meski gagal, CIO akan berusaha menangkap Yoon lagi pada pekan depan, tepatnya 6 Januari.

"Kami berencana untuk memutuskan langkah selanjutnya setelah peninjauan," demikian pernyataan resmi CIO

Sesalkan sikap Yoon yang tak kooperatif

CIO sempat terlibat negosiasi dengan pihak Yoon saat akan menangkap dia. Namun, upaya itu berakhir buntu.

Mereka juga tak bisa memastikan apakah Yoon saat itu ada di rumah atau tidak.

"Kami menyampaikan penyesalan yang mendalam atas perilaku tersangka yang menolak mematuhi prosedur hukum yang ditetapkan," demikian pernyataan CIO, dikutip Yonhap.

CIO membawa surat perintah penahanan dari pengadilan. Surat perintah tersebut muncul usai Yoon mangkir tiga kali dari panggilan untuk investigasi.

Pendukung minta Trump bantu Yoon

Pendukung Yoon yang memadati area sekitar rumah dia, ramai-ramai membawa bendera Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Perempuan bernama Ahn Young Mi (60) salah satu pendukung yang membawa bendera kedua negara itu. Dia tampak berdiri dekat barikade polisi.

Ahn menganggap kedua bendera itu merepresentasikan hubungan dekat Korea Selatan dan Amerika Serikat.

"[Saya berharap] AS atau [Presiden terpilih Donald] Trump akan datang dan menyelamatkan Yoon Suk Yeol," kata dia, dikutip Korea Herald, Jumat (3/1).

Pendukung lain yang enggan disebutkan namanya membagikan bendera miniatur AS-Korsel. Dengan mengibarkan kedua bendera itu, kata dia,"menandakan aliansi" dan menjadi kekuatan bagi pengunjuk rasa.

Beberapa orator juga meneriakkan "Trump manse!" ungkapan ini merupakan pujian yang diyakini sebagai intervensi AS dalam urusan Korsel.

Bagi pendukung konservatif, AS dipandang sebagai pejuang kebebasan karena perang mereka memberantas komunisme dan Perang Korea 1950.

(isa/dna)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi