Harry Stine, Sukses Berharta Rp160,09 T dari Bisnis Benih Kedelai

2 weeks ago 12

Jakarta, CNN Indonesia --

Siapa bilang menjadi petani tidak bisa menjadikan hidup seseorang menjadi kaya raya dan bahkan bisa menjadi triliuner.

Lihat saja kasus yang terjadi pada Harry Stine. Meskipun bekerja di sektor pertanian, ia berhasil menjadi seorang yang kaya raya.

Forbes mencatat nilai kekayaannya per Sabtu (26/10) kemarin tembus US$10,2 miliar. Kalau dirupiahkan dengan kurs Rp15.695 per dolar AS, kekayaan Harry Stine tembus Rp160,09 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah harta itu membuatnya menjadi orang terkaya nomor 244 di dunia pada saat ini.

Lalu siapa Harry Stine dan bagaimana sepak terjangnya sehingga dia bisa menjadi petani kaya raya saat ini?

Mengutip berbagai sumber, Harry Stine merupakan pengusaha sektor pertanian Amerika Serikat yang lahir pada 26 Oktober 1941, di Adel, Iowa, AS dari keluarga petani.

Latar belakang itulah yang kemudian membawanya ke dunia pertanian. Sejak 5 tahun, ia sudah diajarkan bercocok tanam oleh orang tuanya dan mengendarai traktor untuk mengambil tumpukan jerami di sawah.

Ia sangat menikmati kegiatan itu. Kenikmatan itulah yang kemudian pada saat dewasa mendorongnya kuliah di jurusan agronomi Iowa State University.

Di kampus inilah kemampuan bertani Harry Stine kian terasah. Pasalnya di kampus ini, minatnya untuk memajukan sektor pertanian makin besar. Terutama setelah ia kepincut pada bidang genetika tanaman dan teknik pertanian. 

Setelah menerima gelar sarjana, Stine kembali ke kampungnya untuk membantu orang tuanya bertani .

Pada akhir 960an, Stine kemudian bergabung dengan empat petani di tempatnya membentuk Improved Variety Research (IVR), perusahaan penelitian dan pengembangan kedelai swasta pertama di negara ini.

Penelitian dilakukan di peternakan Stine dekat Adel. Namun, IVR tak berumur lama karena beberapa waktu kemudian dibubarkan.

Namun, pembubaran tak menghentikan Stine. Ia kemudian mendirikan perusahaan pembenihan Stine. Latar belakangnya saat itu satu; ketertarikannya  pada pemuliaan kedelai setelah menemukan beberapa tanaman kedelai yang tidak biasa di lahan pertanian.

Harry menyadari ada peluang keuntungan besar dari pemuliaan kedelai itu. Lewat perusahaan itu, ia mengembangkan tanaman kedelai baru yang memiliki hasil lebih tinggi.

Ia mulai melakukan pemuliaan dan pemeriksaan hasil tanaman kedelai. Padahal, kegiatan ini sebelumnya hanya dilakukan oleh universitas. Dari situ, ia mulai memahami manfaat program pemuliaan konvensional terhadap industri kedelai.

Setelah berhasil melakukan pengembangan, Stine memulai penjualan benih eceran yang ia kembangkan pada 1979 di bawah labelnya sendiri, Stine Soybean Seeds.

Upaya itu berbuah manis. Penjualan benih kedelai yang dilakukan Stine meledak.

Hanya dalam waktu lima tahun, Stine Seed Company mencapai penjualan lebih dari setengah juta unit benih. Organisasi pemasaran kedelai Stine Seed Company meluas dari Ohio hingga Colorado, utara hingga Minnesota dan selatan hingga Missouri.

Keberhasilan itu tak lantas membuat Stine berbangga diri. Dia malah terus memperluas penelitian kedelai ke lokasi di sebelah timur Mississippi untuk menghasilkan bibit yang unggul.

Tak hanya di sektor kedelai, ia melanjutkan petualangannya ke pengembangan bibit jagung. Bersama dengan rekannya Bill Eby mendirikan Eden Enterprises yang berfungsi sebagai perusahaan pembibitan jagung.

Upaya tersebut juga membuahkan hasil gemilang. Lagi-lagi kegemilangan itu belum menghentikan langkah Stine.

Setelah kesuksesan berhasil diraih, pada 1986-1989, Stine melanjutkan petualangan bisnisnya dengan mengakuisisi sembilan perusahaan benih regional, memperluas wilayah pemasaran perusahaan dari Nebraska ke Ohio, Dakotas hingga ke Missouri.

Kesuksesan demi kesuksesan itu membuat bisnisnya berhasil masuk dalam empat perusahaan benih kedelai terbesar di AS. Stine Seed Company semakin berkembang hingga memiliki 1.700 dealer yang tersebar di 15 negara bagian AS yang memasarkan lebih dari 1 juta unit benih kedelai.

Di tengah perkembangan pesat itu, Stine Seed Company mendapat tambahan energi baru yang menunjang bisnis mereka. Mereka menjadi perusahaan pertama dalam sejarah Amerika Serikat yang menerima paten atas varietas kedelai.

Paten diberikan pada dua jenis kedelai: Stine 1570, paten #5304728 dan Stine 2550, paten #5304729.

[Gambas:Video CNN]

Setelah mendapatkan paten itu, Stine Seed Company mengadakan perjanjian non-eksklusif dengan Monsanto Agricultural Products dan Asgrow Seed Company.

Perjanjian ini dirancang untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan genetika kedelai dan teknologi pengembangan produk.

Perkembangan inilah yang kemudian membuat harta kekayaan Harry Stine melesat. 

Perhatian ke karyawan

Sebagai pengusaha dan petani sukses, Stine ternyata cukup baik hati. Termasuk kepada karyawan-karyawannya.

Beberapa tahun yang lalu, Stine diketahui memberi setiap karyawan bonus US$1.000 untuk setiap tahun mereka bekerja di perusahaan.

Pada Natal, dia juga memberi setiap karyawan kenaikan upah US$1 per jam bagi pekerja yang berada pada skala gaji paling bawah.

"Saya hanya tahu sebagai sebuah perusahaan, lebih baik bagi kami untuk membuat karyawan kami merasa baik," katanya seperti dikutip dari Forbes.

Ia mengatakan berbuat baik kepada karyawan karena percaya bisnis yang baik dimulai dari situ.

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi