KILAS INTERNASIONAL
CNN Indonesia
Jumat, 01 Nov 2024 07:10 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Israel disebut tengah memikirkan untuk melakukan gencatan senjata dengan milisi Hizbullah di Lebanon, setelah mengalami rugi besar.
Sementara itu Korea Utara kini tengah memperketat pengamanan setelah muncul ancaman pembunuhan terhadap pemimpin tertinggi Kim Jong Un.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut rangkumannya dalam Kilas Internasional, Jumat (1/11).
Rugi Besar, Netanyahu Buka Opsi Akhiri Perang dengan Hizbullah
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu disebut membuka peluang gencatan senjata Israel dengan milisi di Lebanon Hizbullah, gara-gara mengalami banyak kerugian.
Netanyahu disebut bertemu dengan pejabat keamanan senior pada Selasa (29/10) untuk membahas kemungkinan mengakhiri perang di Lebanon.
Media Israel, Israel Hayom, melaporkan salah satu pejabat mengatakan batas waktu untuk mengakhiri perang di Lebanon semakin dekat.
"Kemungkinan akan memakan waktu beberapa minggu," kata pejabat itu.
Kim Jong Un Dapat Ancaman Pembunuhan, Korut Langsung Siaga Ketat
Korea Utara memperketat keamanan di tengah kekhawatiran ancaman pembunuhan terhadap pemimpin tertinggi Kim Jong Un.
Korut disebut mengoperasikan kendaraan pengacau komunikasi dan berupaya memperkenalkan peralatan deteksi pesawat nirawak atau drone.
Tingkat keamanan level tinggi itu tercatat karena aktivitas publik Kim mencapai 110 kali pada 2024. Jumlah tersebut naik sekitar 60 persen dari tahun sebelumnya.
Kemungkinan upaya pembunuhan ke Kim juga muncul saat hubungan Korsel dan Korut tengah memanas belakangan ini.
RI Buka Suara Usai Kapal Coast Guard China Masuk Natuna 3 Kali
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia buka suara usai kapal Coast Guard memasuki Laut Natuna tiga kali dalam sepekan.
Juru bicara Kemlu RI Roy Soemirat menegaskan posisi Indonesia tak berubah soal situasi di Laut China Selatan.
"Dan memang terkait insiden terakhir kita dalam proses konfirmasi lebih lanjut, melakukan tukar-menukar informasi yang paling sahih," kata Roy saat konferensi pers di Gedung Palapa, Kamis (31/10).
Dia lalu berujar, "Karena bagaimanapun juga dinamika di lapangan akan melibatkan banyak pihak."
(dna)