Kisah Perwira Elite Naturalisasi dari Belanda Perintis Kopassus

4 weeks ago 18

Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Muhammad Idjon Djanbi merupakan salah satu pendiri dan komandan pertama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Indonesia. Ia pindah ke Indonesia dan menjadi pasukan militer Indonesia usai dinaturalisasi dari Belanda.

Bagaimana Djanbi bisa menjadi pendiri sekaligus komandan pertama Kopassus usai hijrah ke Indonesia dari Belanda? Berikut kisah Idjon Djanbi seperti yang telah dirangkum CNNIndonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah Idjon Djanbi

Mengutip buku berjudul Kopassus: Inside Indonesia's Special Forces karya Kenneth J. Conboy, Idjon Djanbi memiliki nama asli Rokus Bernardus Visser.

Ia lahir pada 13 Mei 1914, anak dari petani bunga Tulip sukses yang hidup di Belanda.

Pada 1940, usai lulus kuliah, Visser pernah membantu ayahnya berjualan lampu bohlam di London, Inggris.

Saat itu, Visser dan keluarganya terpaksa mengungsi ke Inggris lantaran Belanda diduduki oleh Jerman saat Perang Dunia 2. Kondisi ekonomi mereka pun melorot tajam imbas perang tersebut.

Karena ingin membantu negaranya lepas dari jajahan Jerman, Visser pun bergabung dengan pasukan militer Belanda yang ada di Inggris.

Setelah satu tahun pertama bergabung, Visser bekerja sebagai sopir pribadi ratu Belanda, Ratu Wilhelmina, yang saat itu juga sedang mengungsi di Inggris.

Seiring berjalannya waktu, Visser pun mendapatkan pelatihan khusus militer dari militer Belanda hingga berhasil direkrut Pasukan Belanda 2. Di pasukan tersebut, Visser pun bertugas sebagai pembawa radio dalam perang.

Pada 1945, Visser mendapat promosi ke pangkat Letnan dan mendapat kesempatan mengenyam pendidikan di Sekolah Pasukan Parasut yang ada di India.

Pindah ke Indonesia

Pada 1946, Rokus Bernardus Visser dipindahtugaskan oleh militer Belanda ke Indonesia. Saat itu, ia dipercaya memimpin sekolah terjun payung di Jayapura yang bernama School voor Opleiding van Parachutisten.

School voor Opleiding van Parachutisten terletak di bekas bangunan rumah sakit peninggalan Douglas MacArthur. Kemudian, sekolah tersebut dipindahkan ke Cimahi beberapa tahun usai Visser bergabung.

Pada 1957, karier Visser bersama militer Belanda meloncat drastis. Ia saat itu sudah berpangkat kapten. Hal ini berkat kemampuannya dalam memimpin School voor Opleiding van Parachutisten.

Usai Belanda hengkang dari Indonesia pada 1947, Visser tidak lantas pulang ke negaranya. Ia mengaku betah tinggal dan hidup di Indonesia karena budayanya. Ia pun memutuskan menetap di Indonesia dan menceraikan istrinya yang ada di Belanda.

Usai menetap di Indonesia, Visser pun menikah dengan wanita asal Sunda. Usai resmi menikah, ia pun mengubah namanya menjadi Muhammad Idjon Djanbi. Hal ini karena dirinya memutuskan masuk Islam karena istrinya juga beragama Islam.

Usai menikah, Visser pun hidup dan tinggal di Lembang, Bandung. Di sana, ia bersama sang istri memutuskan untuk menjadi petani bunga.

Direkrut ke Kesko

Pada 1952, Idjon Djanbi direkrut oleh Alexander Evert (AE) Kawilarang ke pasukan untuk misi khusus yang dibentuk Panglima Siliwangi untuk menjaga keamanan di Jawa Barat. Pasukan tersebut bernama Kesatuan Komando (Kesko). Djanbi direkrut ke pasukan tersebut untuk menjadi pelatih.

Setelah resmi direkrut, Djanbi langsung menjadi komandan dan diberi pangkat mayor. Ia pun langsung memulai tugas pertamanya untuk membina dan melatih seluruh pasukan Kesko.

Kawilarang cukup puas dengan kinerja Djanbi sebagai pelatih pasukan Kesko. Ini terbukti dari kekuatan Kesko dalam menumpas berbagai pemberontakan berdarah di Indonesia, salah satunya pemberontakan DI/TII pada 1953.

Kesko inilah yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Namanya berubah menjadi Kopassus pada 1985, seperti dilansir laman resmi Kopassus.

Melansir jurnal berjudul Idjon Djanbi:Komandan Pasukan Pertama dan Karakter Khas Kopassus, Djanbi meninggal di Yogyakarta pada 1 April 1977 dalam usia 64 tahun.

Idjon Djanbi menjadi salah satu tokoh pendiri sekaligus komandan pertama Kopassus yang saat itu masih bernama Kesko. Berkat dirinya, Kopassus kini menjadi pasukan elit paling disegani di Indonesia, bahkan di dunia.

Di tangan Djanbi, Kesko berhasil berubah menjadi pasukan kuat yang mampu menumpas operasi pemberontakan yang saat ini mulai menjamur di Indonesia.

(gas/dna)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi