KPK Korsel Siapkan Upaya Lebih Kuat untuk Tangkap Presiden Yoon

1 week ago 9

tim | CNN Indonesia

Kamis, 09 Jan 2025 05:20 WIB

Oh Dong-woon, kepala Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) yang memimpin investigasi, minta maaf karena gagal menangkap Presiden Yoon Suk Yeol. Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol belum bisa ditangkap Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) Korsel. (AFP/PHILIP FONG)

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, menghadapi upaya baru dan berpotensi lebih kuat untuk menangkapnya atas tuduhan pemberontakan.

Upaya penangkapan kedua akan dilaksanakan setelah seorang penyelidik utama bersumpah untuk melakukan apa pun untuk mematahkan blokade keamanan dan menangkap Yoon Suk Yeol.

Penjabat presiden Choi Sang-mok mendesak pada hari Rabu (8/1), pihak berwenang untuk "melakukan yang terbaik untuk mencegah cedera pada warga atau konflik fisik antara lembaga pemerintah" saat melaksanakan surat perintah penangkapan Yoon.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pengunjuk rasa yang mendukung dan menentang Yoon menerjang suhu beku untuk menggelar unjuk rasa di jalan-jalan di sekitar kompleks presiden pada hari Rabu (8/1) setelah pengadilan menerbitkan kembali surat perintah pada hari Selasa (7/1) untuk menangkap Yoon.

Dinas Keamanan Presiden (PSS) telah membentengi kompleks tersebut minggu ini dengan kawat berduri dan barikade menggunakan bus untuk memblokir akses ke kediaman tersebut, sebuah vila milik Yoon Suk Yeol di lereng bukit di distrik kelas atas yang dikenal sebagai Beverly Hills-nya Korea.

Yoon sedang diselidiki secara pidana atas pemberontakan atas upayanya yang gagal untuk memberlakukan darurat militer pada tanggal 3 Desember 2024, sebuah keputusan yang mengejutkan Korea Selatan dan mendorong dikeluarkannya surat perintah penangkapan pertama untuk seorang presiden yang sedang menjabat.

Dia juga menghadapi persidangan pemakzulan di Mahkamah Konstitusi Korsel.

Salah satu pengacara Yoon mengatakan presiden tidak dapat menerima pelaksanaan surat perintah penangkapan tersebut, karena dikeluarkan oleh pengadilan di yurisdiksi yang salah. Tim penyelidik yang dibentuk untuk menyelidiki pemimpin petahana tersebut tidak memiliki mandat untuk melakukannya.

Yoon Kap-keun, sang pengacara, juga membantah pernyataan beberapa anggota parlemen bahwa Yoon telah melarikan diri dari kediaman resmi tersebut, dengan mengatakan bahwa dia telah bertemu presiden di sana pada hari Selasa.

Dia mengatakan bahwa itu adalah rumor "jahat" yang dimaksudkan untuk memfitnah Yoon. Pada hari Selasa (7/1), Oh Dong-woon, kepala Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) yang memimpin investigasi, meminta maaf karena gagal menangkap sang presiden minggu lalu setelah kebuntuan enam jam yang menegangkan dengan ratusan agen PSS, beberapa di antaranya membawa senjata api, dan pengawal militer di kompleks tersebut.

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan kami dengan mempersiapkan secara menyeluruh kali ini dengan tekad yang kuat bahwa pelaksanaan surat perintah kedua akan menjadi yang terakhir," kata Oh Dong-woon kepada komite parlemen.

Dia menolak untuk menyebutkan berapa hari yang diberikan pengadilan sebelum surat perintah penangkapan baru berakhir, dengan alasan perlunya merahasiakan rencana untuk upaya baru tersebut.

Oh Dong-woon tidak keberatan ketika anggota parlemen menyerukan tindakan keras untuk mengalahkan pengawal presiden dan pasukan militer di dalam kompleks, tetapi dia menolak untuk membahas opsi apa yang sedang dipertimbangkan untuk mencapainya.

(wiw/wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi