CNN Indonesia
Rabu, 23 Okt 2024 11:15 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Lee Hsien Yang, putra bungsu mendiang pendiri Singapura Lee Kuan Yew, mengatakan bahwa dirinya saat ini merupakan pengungsi politik yang mencari suaka ke Inggris.
Dalam sebuah unggahan Facebook pada Selasa (22/10), Lee mengatakan dirinya telah mencari suaka sejak 2022 karena "serangan" yang dilakukan pemerintah Singapura yang membuat ia dan keluarga menghadapi risiko penganiayaan. Saat itu, sang kakak, Lee Hsien Loong masih menjabat sebagai Perdana Menteri Singapura.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mencari perlindungan suaka sebagai upaya terakhir. Saya tetap menjadi warga negara Singapura dan berharap suatu hari bisa kembali dengan aman ke rumah," kata Lee.
Lee mengatakan pemerintah Singapura telah mendakwa putranya, mengajukan tindakan disipliner terhadap istrinya, dan meluncurkan penyelidikan palsu yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun.
Hal ini pun mendorong dia dan keluarga pergi ke luar negeri dan mencari perlindungan di Inggris.
"Berdasarkan fakta-fakta ini, Inggris telah menetapkan bahwa saya menghadapi risiko penganiayaan yang beralasan dan tidak dapat kembali ke Singapura dengan aman," tulis Lee, seperti dikutip The Straits Times.
Pengakuan Lee ini menandai perkembangan terkini dari perseteruan dalam keluarga paling terkemuka di Singapura.
Lee Hsien Yang dan eks Perdana Menteri Lee Hsien Loong merupakan saudara kandung. Namun keduanya terlibat perselisihan diduga karena masalah rumah warisan mendiang ayah mereka, Lee Kuan Yew.
Pada 15 Juni 2022, Lee Hsien Yang dan istrinya, Lee Suet Fern, meninggalkan Singapura usai polisi menggelar penyelidikan terhadap mereka. Sejak itu pasangan tersebut belum kembali ke Negeri Singa.
Pengadilan Singapura pada 2020 menemukan bahwa Lee Hsien Yang dan Lee Suet Fern berbohong di bawah sumpah selama proses disiplin Fern buntut penanganan dia sebagai seorang pengacara atas surat wasiat terakhir Lee Kuan Yew.
Pemerintah Singapura telah merespons pernyataan Lee Hsien Yang dengan menyatakan bahwa tuduhan penganiayaan terhadap dia dan keluarganya "tak berdasar".
"Peradilan Singapura tidak memihak dan membuat keputusan secara independen. Itulah sebabnya warga Singapura memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap peradilan," demikian pernyataan pemerintah.
Pemerintah juga menambahkan bahwa Lee Hsien Yang dan istri bebas untuk kembali ke Singapura tanpa hambatan apa pun.
"Mereka bebas dan selalu bebas untuk kembali ke Singapura," demikian pernyataan pemerintah, seperti dikutip Channel NewsAsia.
(blq/rds)