CNN Indonesia
Jumat, 25 Okt 2024 09:05 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Hamas hingga saat ini belum menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin baru mereka usai Yahya Sinwar tewas di tangan Israel.
Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Mousa Abu Marzouk, mengatakan bahwa pihaknya masih berdiskusi untuk menentukan siapa yang akan dipilih untuk menjadi pemimpin baru mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum. Kami masih berdiskusi," kata Marzouk kepada media Rusia, RIA, saat berkunjung ke Rusia pada Kamis (24/10).
Ia kemudian menambahkan bahwa Hamas baru akan mengumumkan pengganti Sinwar usai sosok pemimpin baru itu resmi dipilih kelompoknya.
Marzouk merupakan orang nomor dua dengan jabatan tertinggi di Hamas. Ia merupakan wakil langsung Pemimpin Biro Politik Hamas yang terakhir diisi oleh Yahya Sinwar sebelum tewas dalam serangan Israel di Rafah, Jalur Gaza.
Sebelumnya, Marzouk bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov, di Moskow pada Kamis (24/10).
Dalam pertemuan tersebut, Marzouk dan Bogdanov membahas perihal pertukaran sandera di antara Palestina dan Hamas. Terdapat dua warga Rusia di antara ratusan warga sipil dari Israel yang menjadi sandera Hamas di Gaza selama ini.
Dikutip CNN, Marzouk berjanji dua warga Rusia itu akan menjadi sandera pertama yang dibebaskan kelak jika ada kesepakatan pertukaran sandera dengan Israel. Dua sandera yang berasal dari Rusia itu yakni Alexandre Troufanov dan Maxim Herkin.
Yahya Sinwar dinyatakan tewas dalam serangan Israel pada Rabu (16/10) pekan lalu.
Sejumlah nama pun muncul untuk menggantikan Sinwar sebagai pemimpin tertinggi Hamas usai dinyatakan tewas.
Beberapa di antaranya, seperti adalah Khaled Mashal, Mohammad Darwish, Khalil Al-Hayya, Mohammed Nazal, dan Mousa Abu Marzouk.
Khaled Mashal digadang-gadang menjadi pemimpin Hamas berikutnya. Meski begitu, ia dikabarkan telah menolak tawaran untuk menjadi pemimpin Hamas lantaran alasan kesehatan.
Namun, baru-baru ini, Hamas menyatakan tak akan ada pemimpin baru yang ditunjuk pasca kematian Yahya Sinwar.
Dua sumber Hamas mengatakan kelompok milisi tersebut selanjutnya akan dipimpin oleh sebuah komite hingga pemilihan umum (pemilu) di Gaza digelar pada Maret mendatang.
"Pendekatan para petinggi Hamas saat ini bukan untuk menunjuk penerus mendiang pemimpin Yahya Sinwar sampai pemilu digelar, jika kondisinya memungkinkan," kata salah seorang sumber kepada AFP.
(gas/rds)