Pesawat Israel Sebarkan Leaflet ke Gaza Umumkan Kematian Yahya Sinwar

3 weeks ago 25

Jakarta, CNN Indonesia --

Pesawat-pesawat Israel menyebarkan leaflet ke wilayah Gaza selatan yang menunjukkan gambar kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar dengan pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sabtu (19/10).

Dalam leaflet tersebut, tercantum pernyataan yang diucapkan Netanyahu pada hari kematian Yahya Sinwar, Kamis lalu, "Hamas tak lagi menguasai Gaza."

Pada Leaflet itu terdapat tulisan dalam bahasa Arab yang menyatakan, "Siapapun yang menjatuhkan senjata dan menyerahkan sandera maka akan dibiarkan dan hidup dalam kedamaian."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sinwar, yang telah lama menjadi orang dalam bayang-bayang, mengambil alih jabatan pemimpin Hamas setelah pemimpin terdahulu, Ismail Haniyeh, juga tewas pada Juli di ibu kota Iran, Teheran.

Pembunuhan tersebut diduga dilakukan Israel, yang hingga saat ini tidak pernah mengaku bertanggung jawab.

Sementara Yahya Sinwar tewas dalam serangan sporadis militer Israel di Gaza selatan pada Kamis (17/10) waktu setempat. 

Kala itu, Netanyahu  menegaskan kematian Sinwar bukanlah akhir dari konflik antara Israel dan Palestina. Sebab, ia menilai agresi militer di Gaza baru akan berakhir jika Hamas mau menyerah terhadap pemerintah Israel.

"Perang ini bisa berakhir besok. Ini akan berakhir jika Hamas mau meletakkan senjatanya dan membebaskan sandera kita," jelas Netanyahu dalam video yang dirilis pemerintah Israel pada Jumat (18/10).

Pada hari Jumat itu, militer Israel menyerang beberapa bangunan di sekitar kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.

Warga di kamp Jabalia mengatakan tank-tank Israel melepaskan tembakan ke jalanan dan sejumlah rumah.

Melansir Reuters, kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan itu bisa meningkat karena beberapa orang diyakini terjebak di bawah reruntuhan.

Kantor berita resmi Palestina WAFA mengonfirmasi bahwa di antara mereka yang termasuk anak-anak. Pihak Israel belum memberikan komentar terkait serangan tersebut.

Sementara, Kementerian Kesehatan Gaza menyebut serangan Israel lainnya menewaskan sedikitnya 39 warga Palestina di seluruh Gaza pada hari yang sama dan 20 di antaranya tewas di Jabalia.

Warga Jabalia mengatakan tank-tank Israel telah mencapai pusat kamp pengungsian setelah merangsek masuk ke daerah pinggiran kota dan distrik-distrik pemukiman.

Mereka bersaksi tentara Israel menghancurkan puluhan rumah setiap harinya, dari udara dan darat, dengan meletakkan bom di gedung-gedung kemudian meledakannya dari jarak jauh.

Warga dan petugas medis mengatakan pasukan Israel telah memperketat pengepungan mereka di Jabalia, kamp terbesar dari delapan kamp bersejarah di wilayah kantong pengungsi tersebut.

Para pejabat Israel mengatakan perintah evakuasi ditujukan untuk memisahkan pejuang Hamas dari warga sipil dan membantah adanya rencana sistematis untuk mengusir warga sipil dari Jabalia atau wilayah utara lainnya.

Sementara itu, warga dan pejabat medis di Jabalia mengatakan pasukan Israel membom rumah-rumah dan mengepung rumah sakit, mencegah masuknya pasokan medis dan makanan untuk memaksa mereka meninggalkan kamp. Pejabat kesehatan mengatakan mereka menolak perintah tentara Israel untuk mengevakuasi rumah sakit atau meninggalkan pasien, banyak di antaranya dalam kondisi kritis, tanpa pengawasan.

Salah satu yang jadi target serangan Israel itu adalah Rumah Sakit Indonesia.

"Pendudukan Israel mengintensifkan penargetan sistem kesehatan di Jalur Gaza utara, dengan mengepung dan secara langsung menargetkan Rumah Sakit Indonesia, Rumah Sakit Kamal Adwan, dan Rumah Sakit Al-Awda selama beberapa jam terakhir dan desakan mereka untuk menghentikan layanan tersebut," kata Kementerian Kesehatan Gaza.

Kemenkes Gaza menyatakan dua pasien dalam perawatan intensif di Rumah Sakit Indonesia meninggal 'akibat pengepungan rumah sakit dan pemadaman listrik serta pasokan medis'.

Lebih dari satu tahun agresi Israel ke Gaza. Selama waktu tersebut, sejak 7 Oktober 2023, mengutip dari Reuters berdasarkan keterangan kementerian kesehatan di Gaza ada 45.219 warga Palestina terbunuh dan 99.637 terluka. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

Sementara itu, Militer Israel mengklaim pasukannya yang telah beroperasi di Jabalia selama dua pekan terakhir, menewaskan puluhan militan dalam pertempuran jarak dekat pada Kamis (17/10), melancarkan serangan udara dan menghancurkan infrastruktur militer.

(Reuters/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi