Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump resmi menunjuk Senator Marco Rubio sebagai Menteri Luar Negeri AS.
Melalui pernyataan pada Rabu (13/11), Trump menganggap Rubio pantas menjadi diplomat tertinggi Negeri Paman Sam karena sosoknya yang sangat dihormati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Marco [Rubio] adalah pemimpin yang sangat dihormati dan suara yang kuat bagi kebebasan. Ia akan menjadi advokat yang tangguh bagi Bangsa kita, sahabat sejati bagi sekutu kita, dan pejuang yang tak kenal takut yang tidak akan mundur dari musuh-musuh kita," kata Trump melalui pernyataannya seperti dikutip CNN.
Profil Marco Rubio
Marco Antonio Rubio lahir di Miami, Amerika Serikat, pada 28 Mei 1971. Ia merupakan anak dari seorang imigran dari Kuba yang merantau ke AS pada 1956.
Saat pertama kali sampai di AS, keluarga Rubio menetap di Miami. Namun, beberapa tahun kemudian, mereka pindah ke Las Vegas. Baru pada 1985, keluarga Rubio kembali menetap di Miami.
Keluarga Rubio merupakan keluarga sederhana. Dilansir Britannica, ayahnya, Mario Rubio Reina, merupakan seorang bartender. Sementara sang ibu, Orioles Rubio, hanya bekerja sebagai pembantu di sebuah hotel.
Meski terlahir dari keluarga yang sederhana, Rubio tidak putus asa. Ia punya mimpi tinggi untuk menjadi orang berpengaruh di AS. Sebab, ia terinspirasi dari bagaimana orangtuanya berjuang dan bekerja keras demi bisa hidup di AS sebagai imigran.
Rubio mengenyam pendidikan tingginya di jurusan Ilmu Politik University of Florida hingga 1993. Kemudian, ia melanjutkan studinya ke jenjang pascasarjana di jurusan Hukum University of Miami dan lulus pada 1996.
Usai menyelesaikan pendidikan pascasarjananya, Rubio pun mulai berkarier di dunia politik. Pada 1997, ia terpilih menjadi anggota Komisi Kota Miami Barat.
Karier politik Rubio pun terus menanjak. Pada 1999, ia terpilih menjadi anggota DPR di negara bagian Florida. Ia mengemban jabatan tersebut dari 2000 hingga 2008, seperti dikutip laman resmi pemerintah AS.
Mulai gabung senat AS
Pada 2009, Marco Rubio mencalonkan diri menjadi anggota senat Amerika Serikat untuk menggantikan kursi senat yang kosong karena ditinggal Mel Martinez. Kemudian, pada 2010, ia pun memenangkan pemilihan anggota senat AS.
Sebagai anggota senat, Rubio dinilai kerap mendukung kebijakan-kebijakan yang dianggap kontroversial. Salah satunya adalah mendukung kebijakan AS untuk menormalisasi hubungan dengan Kuba.
Padahal, AS dan Kuba merupakan musuh bebuyutan sejak Kuba masih dipimpin oleh diktator Fulgencio Batista.
Pada 2015, Rubio secara mengejutkan mengumumkan bahwa dirinya bakal mengikuti pemilihan presiden AS 2016. Ia saat itu digadang-gadang menjadi calon presiden dari Partai Republik.
Namun, rencana ini urung terjadi lantaran Partai Republik lebih memilih untuk mengusung Donald Trump sebagai capres. Imbasnya, Rubio saat itu mengurungkan niatnya untuk maju di pilpres AS 2016.
Meski begitu, Rubio saat itu tetap mengikuti pemilihan senat AS. Ia pun memenangkan pemilihan tersebut dan berhasil menjalani masa jabatan periode ke-2.
Rubio pun kembali mencalonkan diri pada pemilihan anggota senat AS pada 2022. Ia pun berhasil memenangkan pemilihan tersebut dan menjabat untuk periode ke-3.
Pada awal 2024, Rubio sebetulnya pernah digadang-gadang oleh Partai Republik untuk menjadi calon wakil presiden AS mendampingi Trump. Namun, rencana ini urung terjadi lantaran Partai Republik lebih memilih JD Vance untuk mendampingi Trump di pilpres AS 2024.
Rubio sendiri saat ini punya empat orang anak, yakni Amanda, Daniella, Anthony, dan Dominick. Keempat orang anak tersebut merupakan hasil dari pernikahan Rubio bersama sang istri, Jeanette pada 1998 silam.
(gas/rds)