Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden RI ke-8 Prabowo Subianto menunjuk Wakil Ketua Umum Gerindra Bidang Kaderisasi dan Informasi Strategis Sugiono sebagai Menteri Luar Negeri RI pada Minggu (20/10).
Dengan ini, Sugiono merupakan Menlu RI pertama yang bukan berasal dari diplomat karir sejak 2001. Menlu RI terakhir yang berasal dari politikus dan bukan diplomat karir ialah Alwi Shihab di era Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pada 1999-2001.
Sebelum didapuk menjadi Menlu RI, Sugiono menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sugiono turut hadir ketika dipanggil Prabowo di kediamannya di Kertanegara beberapa hari lalu bersama sejumlah tokoh-tokoh yang juga digadang-gadang bakal mengisi pos jabatan menteri lainnya.
Sugiono bakal menggantikan Menlu RI sebelumnya, Retno Marsudi, yang akan menjabat sebagai Utusan Khusus Sekjen PBB untuk isu air pada 1 November 2024 mendatang.
Lantas, siapakah Sugiono?
Profil Sugiono
Sugiono lahir di Takengon, Aceh, pada 11 Februari 1979. Dilansir laman resmi Partai Gerindra, pria yang kini berusia 42 tahun itu sempat mengenyam pendidikan di Tanah Aceh.
Sugiono mengenyam pendidikan dasar di SDN Takengon dari 1985 hingga 1991. Sementara itu, ia mengenyam pendidikan menengah pertama di SMPN 3 Banda Aceh dari 1991 hingga 1994.
Sugiono muda pergi merantau dari Aceh ke Magelang, Jawa Tengah, untuk mengenyam pendidikan menengah atas pada 1994. Saat itu, ia melanjutkan pendidikan SMA-nya di SMA Taruna Nusantara. Ia pun dinyatakan lulus dari SMA tersebut pada 1997.
Semasa SMA, Sugiono dikenal sebagai siswa yang aktif. Ia bahkan dilaporkan pernah bertarung dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam pemilihan ketua OSIS SMA Taruna Nusantara.
"Sama sama kita ikut kontestasi lah, ya," kata Sugiono.
Usai lulus SMA, Sugiono mendapat beasiswa dari presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, untuk mengenyam pendidikan di kampus militer Norwich University, Amerika Serikat. Ia pun mulai mengenyam pendidikan di sana di jurusan Ilmu Komputer.
Pensiun dini dari TNI AD
Setelah lulus dari Norwich University, Sugiono lantas melanjutkan pendidikan militer di TNI Angkatan Darat pada 2000. Namun, sepak terjang Sugiono di TNI AD rupanya hanya seumur jagung. Sebab, ia memutuskan pensiun dini dari TNI pada 2004 dengan pangkat terakhir Letnan.
Alasan Sugiono keluar dari TNI adalah karena melihat banyak kejanggalan di Indonesia. Negara yang kaya sumber daya alam namun rakyatnya tidak sejahtera. Dia mendapat pandangan itu berkat kedekatannya dengan Prabowo.
Selain itu, ia memutuskan pensiun dari TNI karena merasa kariernya sudah tertinggal dibanding rekan seangkatannya yang lain.
"Jika mengikuti jalur itu pasti akan ketinggalan di belakang. Harus mengejar mereka. Daripada itu, saya putuskan mengabdi kepada bangsa ini menjadi sipil," kata Sugiono.
Karir politik
Sugiono sudah menjadi sekretaris pribadi (sespri) Prabowo Subianto saat dirinya masih berseragam tentara. Usai pensiun dini dari TNI AD, Sugiono pun tidak lantas menganggur. Sebab, ia masih melanjutkan kariernya sebagai sespri Prabowo.
Dia lalu menjadi kader Partai Gerindra saat partai dibentuk pada 2008. Dari sini lah perjalanan politik Sugiono dimulai.
Seiring berjalannya waktu, karier politik Sugiono cepat menanjak. Pada Pilpres 2019, Sugiono dipercaya menjadi direktur kampanye pasangan Prabowo-Sandiaga Uno.
Saat ini, Sugiono juga menjabat sebagai Wakil Ketua Harian Dewan Pembina Partai (DPP) Gerindra (2020-2025), Wakil Ketua Umum DPP Gerindra (2020-2025), Sekretaris DPP Gerindra (2020-2025), Ketua Fraksi Gerindra MPR RI (2021-2024), serta anggota Komisi I DPR RI (2019-2024).
Anak ideologis Prabowo
Sugiono dikenal punya kedekatan yang "intim" dengan Prabowo. Ia bahkan dianggap sebagai anak ideologis dari mantan Pangkostrad tersebut. Selain itu, Sugiono juga dikenal sebagai pemuda cerdas yang ada di lingkungan Prabowo. Ia juga kerap menjadi teman diskusi Prabowo mengenai berbagai topik.
Di mata para kader Gerindra, Sugiono dinilai memiliki banyak kesamaan dengan Prabowo. Selain dikenal cerdas, ia juga dikenal cermat dalam menanggapi persoalan dan tegas dalam bersikap.
(gas/rds)