Review Film: Harbin

2 weeks ago 13

Penulisan cerita Harbin gagal mengimbangi capaian aspek teknis, sehingga biopik ini terasa seperti ajang propaganda yang biasa-biasa saja.

share Bagikan

Jakarta, CNN Indonesia --

Harbin memang dieksekusi dengan sinematografi dan scoring musik yang brilian. Namun, penulisan cerita heroik para pejuang kemerdekaan Korea itu gagal mengimbangi aspek teknis, sehingga biopik ini terasa seperti ajang propaganda yang biasa-biasa saja.

Saya tidak keberatan jika harus menyaksikan film biopik yang sarat propaganda atau menampilkan sejarah kepahlawanan yang serba heroik, bahkan jika itu berasal dari negara lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, bagi saya, ada ambang batas yang juga harus dicapai oleh sebuah film jika mengangkat tema-tema patriotik seperti Harbin, salah satunya kemasan cerita yang tetap menghibur.

Harbin sayangnya kurang optimal dalam meramu sejarah kepahlawanan para pejuang kemerdekaan Korea itu menjadi cerita yang dramatis. Padahal, cerita tentang Ahn Jung-geun itu punya potensi untuk dikemas dengan lebih intens layaknya spy thriller di luar sana.

Harbin justru lebih melaju seperti drama biopik biasa, mengisahkan perjalanan Ahn Jung-geun (Hyun Bin) bersama para pejuang kemerdekaan Korea dalam operasi membunuh Perdana Menteri pertama Jepang Ito Hirobumi.

Woo Min-ho, sang sutradara dan penulis naskah, seolah memusatkan cerita kepada dilema hingga pertaruhan yang muncul di balik penembakan Ito Hirobumi. Berbagai polemik itu disajikan melalui perundingan rahasia kawan-kawan seperjuangan, hingga intrik yang muncul di sekitarnya.

Harbin adalah film drama periode biografi Korea Selatan tahun 2024 yang disutradarai oleh Woo Min-ho dan dibintangi oleh Hyun Bin sebagai Ahn Jung-geun.Review Harbin: Harbin sayangnya kurang optimal dalam meramu sejarah kepahlawanan para pejuang kemerdekaan Korea itu menjadi cerita yang dramatis.: (dok. CJ Entertainment via IMDb)

Penonton juga diajak menilik patriotisme Ahn Jung-geun (Hyun Bin), termasuk betapa dia amat menjunjung kemanusiaan dengan tidak bertindak seperti Jepang, penjajah Korea pada masa itu.

Jung-geun digambarkan dengan begitu 'bersih' layaknya martir yang sangat terhormat di mata orang Korea. Hal itu terlihat dari kalimat hingga tindakan yang datang dari sang tokoh utama di sepanjang cerita.

Woo Min-ho juga mengangkat cerita itu secara runut dari awal operasi dimulai hingga muncul berbagai kendala, sebelum akhirnya Jung-geun sanggup menebus janjinya.

Penulisan cerita yang runut itu membuat Harbin kerap kerepotan mengatur tempo. Saya bahkan merasa hanya ada segelintir adegan atau bagian yang berkesan, sementara sisanya seperti hanya menjadi jembatan penyambung cerita.

Beberapa adegan yang sanggup menarik atensi di antaranya para pejuang diserang saat membawa peledak, terbongkarnya mata-mata di internal tim operasi Ahn Jung-eun, dan ketika film memasuki belasan menit terakhir.

Untungnya, Woo Min-ho dapat mengoptimalkan aspek teknis Harbin. Film ini memiliki visual yang begitu berkelas, terutama dari segi pengambilan gambar setiap adegan.

Adegan-adegan dalam Harbin disajikan dengan begitu megah dan terlihat amat memperhatikan detail, seperti komposisi cahaya hingga gradasi warna yang ingin dipancarkan.

Harbin adalah film drama periode biografi Korea Selatan tahun 2024 yang disutradarai oleh Woo Min-ho dan dibintangi oleh Hyun Bin sebagai Ahn Jung-geun.Review Harbin: Apresiasi juga patut dilayangkan kepada ensambel pemeran Harbin yang tampil solid untuk karakter masing-masing. Hyun Bin tentu saja membuktikan reputasinya sebagai aktor yang masih menjalani masa primanya di industri film Korea. (dok. CJ Entertainment via IMDb)

Keunggulan dari visual ini tidak mengherankan usai mengetahui sinematografer Harbin adalah Hong Kyung-pyo. Ia merupakan sinematografer kelas wahid Korea yang sudah bekerja dengan sineas sekaliber Bong Joon-ho, Lee Chang-dong, Na Hong-jin, hingga Hirokazu Kore-eda.

Hong Kyung-po juga merupakan orang di balik sinematografi elite dalam Mother (2009), The Wailing (2016), Burning (2018), Parasite (2019), hingga Broker (2022).

Eksekusi teknis Harbin juga menonjol dari segi audio. Scoring yang disuguhkan tidak sekadar mengisi setiap adegan, tetapi juga menambah nyawa cerita.

Lagi-lagi, saya merasa hasil ini tak mengagetkan setelah mengetahui musik untuk Harbin digarap komposer Yo Jeong-wook yang dikenal sebagai kolaborator sutradara hit Park Chan-wook.

Yo Jeong-wook juga merupakan komposer di balik Joint Security Area (2000), Oldboy (2003), Thirst (2009), The Handmaiden (2016), Decision to Leave (2022), dan masih banyak film ikonis lainnya.

Apresiasi juga patut dilayangkan kepada ensambel pemeran Harbin yang tampil solid untuk karakter masing-masing. Hyun Bin tentu saja membuktikan reputasinya sebagai aktor yang masih menjalani masa primanya di industri film Korea.

Penampilan Hyun Bin itu semakin lengkap karena aktor lain dapat menandingi akting sang pemeran utama, terutama Park Jeong-min dan Jo Woo-jin yang selalu melekat sebagai karakter bernama Woo Deok-sun dan Kim Sang-hyun.

Selain itu, deretan bintang top Korea seperti Jeon Yeo-been, Park Hoon, Yoo Jae-myung, hingga Lee Dong-wook mampu mencuri perhatian meski jatah tampil di layarnya tidak terlalu dominan.

Eksekusi audio visual dan penampilan yang apik dari para pemeran rasanya cukup untuk menjual Harbin di pasar Korea Selatan. Elemen cerita yang jauh dari kata spektakuler sepertinya tidak terlalu menjadi faktor penentu larisnya film ini.

Harbin, bagi saya, tetap akan mendulang begitu banyak penonton Korea karena ceritanya begitu dekat secara emosional dan kolektif bagi warga negara tersebut.

Tantangan sesungguhnya baru muncul saat film biopik ini tayang secara internasional. Pasalnya, tanpa kedekatan historis, Harbin membutuhkan lebih dari sekadar keunggulan teknis untuk bisa mendapatkan hati penonton.

[Gambas:Youtube]

(end)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi