CNN Indonesia
Senin, 14 Okt 2024 19:20 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Media sosial sempat dihebohkan kabar bahwa Panglima Militer Israel Herzi Halevi tewas dalam serangan milisi Hizbullah Lebanon.
Pada Minggu (13/10) malam, Hizbullah meluncurkan serangan ke pusat pelatihan militer di dekat Binyamina hingga menewaskan empat prajurit. Serangan itu juga melukai 60 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah akun di X mengunggah kabar bahwa jenderal tertinggi Israel itu tewas akibat serangan Hizbullah tersebut. Salah satu akun terverifikasi bahkan menyebut Halevi tewas karena "drone fiber-optik yang canggih".
Kendati begitu, pada Senin (14/10), Halevi muncul di hadapan publik. Ia datang ke pusat pelatihan Brigade Golani selaku lokasi yang diserang Hizbullah, dan mematahkan rumor tentang kematiannya.
Dalam kesempatan itu, Halevi menyatakan bahwa saat ini Israel sedang berperang. Oleh sebab itu, serangan terhadap markas latihan tak bisa diterima.
Siapa itu Herzi Halevi?
Herzi Halevi adalah panglima militer Israel ke-23 yang diangkat pada 2023 lalu menggantikan Aviv Kohavi.
Halevi merupakan letnan jenderal militer yang penuh kontroversi. Pengangkatannya memicu banyak pertanyaan lantaran dilakukan menjelang pemilihan umum Israel.
Dilansir dari media Israel, i24 News, Halevi berkecimpung di dunia militer sejak 1985. Ia saat itu menjadi sukarelawan di Brigade Penerjun Payung sebelum menyelesaikan pendidikan perwira pada 1987 dan memimpin kompi anti-tank selama operasi di Lebanon selatan.
Halevi adalah komandan kompi di komando pengintaian militer Israel Sayeret Matkal dan mengomandoi seluruh unit selama peristiwa Intifada Kedua.
Semenjak peristiwa itu, Halevi ditunjuk sebagai komando brigade regional sebelum kembali ke pasukan penerjun payung sebagai komandan brigade.
Sebelum menjadi kepala staf baru, Halevi dipercaya sebagai kepala intelijen militer pada September 2014. Ia setelah itu dipromosikan menjadi mayor jenderal.
Halevi juga mengepalai Komando Selatan Israel, yang bertanggung jawab atas tindakan militer di sekitar Jalur Gaza.
Pada Juli 2021, Halevi kemudian ditunjuk sebagai Wakil Kepala Staf, yang menjadi batu loncatan kariernya di dunia militer.
Ia setelah itu menjadi kepala staf militer dan meraih pangkat Letnan Jenderal.
Pengangkatan Halevi sebagai panglima militer dilakukan pada Januari 2023. Saat itu, salah satu anggota komite persetujuan menentang pengangkatan Halevi karena dilakukan selama periode pemilu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sempat diisukan mau menunjuk orang lain yakni Eyal Zamir sebagai panglima. Kendati begitu, Halevi yang berakhir ditunjuk dan dilantik.
(blq/rds)