Jakarta, CNN Indonesia --
Artikel berikut mungkin membuat sebagian pembaca tidak nyaman.
Terduga korban Sean Diddy Combs alias P Diddy mengisahkan pengalaman mengerikannya saat menerima serangan, pemerkosaan, dan penyiksaan dari mantan musisi tersebut.
Dalam wawancara dengan CNN dan dirilis pada Rabu (11/12), pria yang bernama John Doe tersebut menyebut P Diddy "luar biasa kasar" terhadapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya teriak. Saya bilang kepadanya untuk berhenti. Itu sangat luar biasa sakit," kata John Doe yang wajah dan suaranya disamarkan.
"Tapi saat itu dia menganggapnya seperti bukan apa-apa. Dia tampak tidak peduli dengan itu [teriakan]. Namun itu adalah penyiksaan yang sangat keterlaluan," lanjutnya.
John Doe menyebut dirinya sangat mabuk pada saat itu hingga tak mampu berdiri. Ia menyebut ketidakmampuannya itu belum pernah ia rasakan sebelumnya.
"Saya merasa tidak berdaya," kata John Doe.
Serangan terhadap John Doe oleh P Diddy tersebut disebut Doe terjadi di lokasi White Party milik Combs digelar di the Hamptons pada 2007. Namun ini berbeda dari dokumen pengaduan John Doe.
Dalam dokumen pengadilan yang diajukan pada Oktober 2024, disebutkan penyerangan itu terjadi pada 2006 dan menyebutkan bahwa John Doe tidak pernah menikah karena trauma serangan itu. Namun klaim terakhir ini dibantah dalam wawancara tersebut.
Menurut CNN, pengacara John Doe, Tony Buzbee yang mewakili setidaknya 120 orang lain yang mengaku sebagai korban P Diddy mengubah pengaduan itu usai diberitahu soal ketidakcocokan tersebut.
Dalam pernyataan kepada Page Six, pengacara P Diddy merespons wawancara John Doe tersebut dan mengkritik tindakan Buzbee.
"Setelah Buzbee terungkap pekan ini sudah menekan kliennya untuk mengajukan kasus palsu terhadap Tuan Combs, dan setelah catatan pubik menunjukkan bahwa --bertentangan dengan tuduhan-- tidak ada White Party di Hamptons pada tahun 2006," kata pengacara P Diddy.
"Kemudian Buzbee mengubah pengaduan ini untuk menarik kembali tuduhan tersebut dan sekarang mengklaim hari yang berbeda dan tahun yang sama sekali berbeda," lanjutnya.
Meski begitu, John Doe bersiteguh pada kesaksiannya akan kejadian tersebut. Ia juga menyampaikan dia pertama kali ada di pesta tersebut sebagai karyawan karena direkrut sebagai petugas keamanan.
Namun pada suatu malam, Combs menawarinya "minuman yang sangat kuat" dan pada minuman kedua, ia merasa "semuanya terlambat" karena ia kehilangan kendali atas dirinya sendiri.
"Sayangnya, Sean Combs sudah menunggu momen itu," kata John Doe.
"Dia mengamati dari sudut pandang tertentu, dan saat saya berada dalam posisi tak berdaya dan dia yakin bahwa dia dalam posisi berkuasa, maka dia memanfaatkan situasi tersebut," lanjutnya.
Doe mengklaim bahwa pemerkosaan itu terjadi di dalam sebuah mobil SUV dan "ada seseorang yang terkenal melihat apa yang terjadi dan menganggapnya sebagai hiburan,"
Namun John Doe tidak mengungkapkan detail lebih lanjut tentang siapa orang terkenal tersebut. John Doe juga menyebut pernah mengadukan kejadian itu ke atasannya, tapi ia malah dipecat.
John Doe juga mengaku akibat kejadian tersebut, ia kini memiliki masalah kesehatan mental. Ia pun mengatakan memutuskan untuk tetap menyamarkan identitasnya demi "memiliki kehidupan, kehidupan yang sangat tenang."
"Saya lebih suka apa yang tersisa dibiarkan begitu saja. Tidak ada yang bisa mengembalikan saya seperti sebelum malam itu," kata John Doe.
Pengacara Sean Diddy Combs sebelumnya menanggapi gugatan awal John Doe dengan yakin bahwa pihak musisi tersebut akan bisa dibebaskan.
"Di pengadilan, kebenaran akan menang: bahwa Tuan Combs tidak pernah melakukan kekerasan seksual terhadap siapa pun-dewasa atau di bawah umur, pria atau wanita." kata mereka.
Saat ini, Sean Diddy Combs meringkuk di dalam tahanan di Brooklyn, New York, untuk menunggu sidang kasusnya yang akan digelar pada 5 Mei 2025.
Pada September 2024, ia digugat dengan perdagangan seks, pemerasan, dan pengangkutan untuk terlibat dalam prostitusi, setelah penyelidikan selama sebulan oleh pemerintah federal, termasuk penggerebekan di rumahnya.
Jika Anda mengalami, melihat, mendengar, dan mengetahui tindak kekerasan atau pun pelecehan, hubungi SAPA via telepon 129 atau melalui WhatsApp 08111-129-129.(Tim/end)