Jakarta, CNN Indonesia --
Warga Florida, Amerika Serikat, terancam menghadapi 'bencana' baru pasca perginya badai Milton. Masyarakat negara bagian itu kini akan diterpa ragam modus penipuan berkedok bantuan darurat bencana.
Chief Financial Officer Florida Jimmy Patronis mewanti-wanti bahwa warga Florida saat ini rentan diterjang penipuan baik dari asuransi, dana bantuan bencana, maupun kontraktor perbaikan bangunan.
"Mereka tidak punya kekuatan, mereka tidak memiliki akses ke internet, dan mereka mengambil keputusan berdasarkan informasi yang buruk," kata Patronis dilansir dari CNN, Minggu (13/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut juru bicara Better Business Bureau, Melanie McGovern, para penipu tak lama lagi akan mendatangi warga Florida dengan berbagai macam metode demi meraup keuntungan sebesar-besarnya.
Dia berujar penipu bisa saja berpura-pura menjadi pejabat Badan Manajemen Darurat Federal (Federal Emergency Management Agency/FEMA) ataupun kontraktor yang ingin membantu memperbaiki halaman rumah.
"Jika perusahaan yang Anda hadapi sedikit invasif, tidak menjawab pertanyaan Anda, menuntut uang muka, serta memaksa, saat itulah Anda harus mundur dan berkata, 'Saya akan mencoba mencari orang lain,'" kata McGovern.
Warga Florida bisa mengantisipasi penipuan-penipuan ini dengan mengetahui cara mengidentifikasi modus operandi. Atau, bisa juga dengan mengetahui siapa pihak-pihak yang paling mungkin ditipu serta dijadikan kedok samaran.
Sebagai badan bantuan bencana, FEMA adalah salah satu pihak yang paling sering dijadikan kedok para penipu.
Lembaga pemerintah tersebut pada pekan lalu sudah memperingatkan bahwa korban badai Helene dan Milton mesti mewaspadai pesan, email, dan panggilan dari orang yang mengaku-aku dari FEMA maupun badan lain.
"FEMA tidak akan pernah meminta informasi keuangan pribadi Anda melalui telepon atau melalui email," demikian pernyataan FEMA.
FEMA menegaskan pihaknya hanya akan menghubungi korban badai yang telah terdaftar untuk mendapatkan bantuan. FEMA pun mengimbau warga untuk menghubungi pihak berwenang apabila mendapat email atau panggilan telepon mencurigakan.
"Untuk membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok seperti makanan, air, atau susu formula dengan cepat, FEMA akan memberikan bantuan sebesar $750, yang juga dikenal sebagai Bantuan Kebutuhan Serius. Namun, ini bukan satu-satunya bentuk bantuan yang tersedia bagi para korban bencana," tulis FEMA.
FEMA juga memperingatkan bahwa penipuan tak jarang menyasar individu yang ingin memberikan sumbangan. Badan-badan amal palsu seringkali muncul di saat seperti ini guna menyedot uang para penderma.
Seiring dengan ini, Divisi Perlindungan Konsumen Florida pun berpesan kepada calon donatur agar meminta salinan laporan keuangan badan amal untuk menentukan seberapa besar sumbangan yang bisa diberikan untuk tujuan tersebut.
"Luangkanlah waktu untuk meriset badan amal yang memiliki kemampuan untuk menjangkau daerah yang terkena dampak, yang sudah mapan, yang berspesialisasi dalam jenis pekerjaan ini," kata McGovern.
Menurut McGovern, salah satu jenis penipuan yang juga harus diwaspadai yaitu cerita-cerita palsu yang bertujuan menarik simpati orang.
McGovern berujar para penipu biasa merajalela di platform crowdfunding untuk mengisi pundi-pundi uang mereka.
Di Pinellas County, para pejabat juga meminta penduduk untuk mewaspadai kontraktor palsu yang mengintai rumah-rumah rusak. Para kontraktor palsu ini biasanya menawarkan untuk memperbaiki atap atau memindahkan pohon namun tak benar-benar melakukannya setelah mendapatkan deposit.
"Hindari berurusan dengan siapa pun yang meminta pekerjaan dari rumah ke rumah. Periksalah terlebih dahulu," demikian imbauan Kantor Perlindungan Konsumen Pinellas County.
Berdasarkan penilaian Patronis, orang-orang yang paling rentan terkena tipu adalah lansia berusia 60 tahun ke atas. Florida sendiri merupakan negara bagian yang dihuni 6,3 juta lansia, populasi lansia terbesar kedua di Amerika Serikat.
Menurut para pejabat, penipu saat ini menargetkan penduduk lanjut usia di Spanish Lakes Country Club Village di Fort Pierce. Itu merupakan daerah komunitas orang-orang berusia 55 tahun ke atas.
Patronis berujar penipu biasa datang dan mencoba menipu korban lansia yang rumahnya rusak dengan meyakinkan mereka untuk menandatangani klaim asuransi mereka.
"Predator ini kemudian menagih uang tersebut kepada perusahaan asuransi dan menyedot uang langsung dari para korban," kata Patronis.
(blq/mik)