CNN Indonesia
Selasa, 26 Nov 2024 14:50 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Presiden Filipina Sara Duterte menuduh keluarga Presiden Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr dalang di balik pembunuhan mantan senator dan tokoh demokrasi Benigno 'Ninoy' Aquino Jr.
Dalam pernyataannya di sela-sela penyelidikan panel Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Sara Duterte mengatakan bahwa keluarga Bongbong berada di balik kematian Ninoy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya, bukankah seluruh bangsa menolak ketika keluarga mereka membunuh Benigno Aquino Jr?" kata Sara Duterte kepada wartawan, seperti dikutip GMA News Online.
Komentar Sara Duterte ini merespons pernyataan mengenai Bongbong yang hendak memblokir segala upaya kriminal dalam hidupnya.
Usai mendapat ancaman pembunuhan terang-terangan dari Sara Duterte, Bongbong mengatakan bahwa dirinya tak akan membiarkan "upaya kriminal" tersebut berlalu begitu saja.
"Saya akan melawan balik upaya-upaya ini," kata Bongbong saat itu.
GMA News Online telah menghubungi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) dan kakak perempuan Bongbong, Senator Imee Marcos, mengenai pernyataan Sara Duterte. Belum ada tanggapan dari mereka hingga berita ini dipublikasi.
Ninoy dibunuh pada 21 Agustus 1983 di Bandara Internasional Manila. Kematiannya memicu protes massal terhadap ayah Bongbong, Ferdinand Marcos Sr, yang saat itu menjabat sebagai presiden.
Selama masa pemerintahannya, Marcos telah menempatkan Filipina di bawah Darurat Militer dari 1972 hingga 1981. Dia akhirnya digulingkan oleh rakyat pada Februari 1986.
Menurut laporan Vera Files, Marcos menunjuk Komisi Agrava untuk menyelidiki pembunuhan Aquino. Komisi itu kemudian menyalahkan insiden pembunuhan Ninoy pada konspirasi militer yang dipimpin oleh sepupu Marcos, Fabian Ver, yang menjabat Kepala Staf Angkatan Bersenjata saat itu.
Pada Desember 1985, pengadilan khusus Filipina membebaskan Ver dan 25 terdakwa lainnya.
Perseteruan antara Sara Duterte dan Bongbong terus panas pasca Sara mundur dari kabinet Bongbong.
Banyak pihak menduga salah satu pemantik cekcok keduanya yakni terkait penangkapan Pendeta Apollo Quiboloy, sekutu keluarga Duterte selama puluhan tahun yang mendirikan gereja Kingdom of Jesus Christ (KOJC).
Apollo Quiboloy didakwa atas serangkaian tuduhan mulai dari pelecehan dan eksploitasi anak oleh otoritas Filipina, serta perdagangan seks anak oleh otoritas Amerika Serikat. Ia kini mendekam di penjara Kota Pasig usai ditangkap pada September.
(blq/bac)