Jakarta, CNN Indonesia --
Ajang tahunan Association of Development Financing Institutions in Asia and Pacific (ADFIAP) International CEO Forum XVII resmi digelar dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI menjadi tuan rumah.
Forum tahun ini bertema Building a Sustainable Future: The Crucial Role of DFIs in a Low Carbon Development Agenda, dan berlangsung pada 6-8 November 2024 di Sofitel Nusa Dua Bali.
ADFIAP adalah asosiasi yang beranggotakan bank pembangunan dan lembaga keuangan yang terlibat dalam pembiayaan pembangunan di Asia-Pasifik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Forum ini merupakan kegiatan yang mempertemukan direktur utama bank pembangunan dan lembaga keuangan anggota ADFIAP untuk berdialog, bertukar gagasan, serta berkolaborasi membahas isu-isu terkini terkait pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
Forum tahun ini diikuti lebih dari 150 peserta yang merupakan anggota ADFIAP, stakeholder PT SMI, serta tamu-tamu undangan khusus.
Melalui keanggotaan di ADFIAP, PT SMI mampu memperluas jaringan dan membangun hubungan dengan institusi keuangan lainnya untuk berkolaborasi dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
Tonggak pembangunan keberlanjutan di Asia-Pasifik
Pada hari pertama forum, Direktur Utama PT SMI Reynaldi Hermansjah, Chairman ADFIAP Kao Thach, hingga Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Rionald Silaban masing-masing menyampaikan kata sambutan di hadapan para delegasi.
Dalam pidatonya, Reynaldi mengatakan ADFIAP adalah tonggak pembiayaan pembangunan di kawasan Asia-Pasifik, dan telah menyatukan 94 lembaga anggota di 41 negara sejak didirikan pada 1976 silam.
"Misi (ADFIAP) yang teguh untuk memajukan pembangunan berkelanjutan telah menjadi landasan bagi kemajuan kawasan ini. Kami merasa sangat terhormat menjadi tuan rumah acara penting ini dan menghargai kepercayaan yang diberikan oleh ADFIAP kepada kami," ujarnya.
Reynaldi mengatakan Lembaga Keuangan Pembangunan (LPP) atau Development Finance Institutions (DFIs) menjadi penting saat dunia bergulat dengan tantangan perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan ketidaksetaraan sosial yang mendesak.
"Pemerintah Indonesia melalui PT SMI berkomitmen untuk bertransformasi menjadi DFI yang lengkap, dengan berfokus pada pinjaman lunak berbasis penelitian dan menyelaraskan kegiatan kami dengan prinsip People, Planet, Profit, dan Prosperity, kami bertujuan untuk memaksimalkan kontribusi kami terhadap pembangunan berkelanjutan," ujar Reynaldi lebih lanjut.
Sementara itu Kao Thach menegaskan pentingnya agenda pembangunan rendah karbon, yang bukan hanya jadi kerangka kerja kebijakan, tapi juga keharusan moral.
Menurutnya, agenda utama forum ini adalah penanganan sejumlah faktor yang saling bersinggungan, yakni mengurangi emisi karbon, mendorong ketahanan terhadap perubahan iklim, serta mendorong kemajuan ekonomi dan sosial.
"Agenda ini telah diakui secara global sebagai jalan untuk mengurangi dampak perubahan iklim, sekaligus menawarkan solusi berkelanjutan untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. Diskusi yang akan kita lakukan, mulai dari transisi energi yang berkeadilan hingga infrastruktur, transformasi digital, dan akses air," ujar Kao Thach.
Kao Thach mengaku bangga dengan komitmen para anggotanya dalam mewujudkan pembangunan rendah karbon, khususnya PT SMI.
"Di Indonesia, tuan rumah kami PT SMI telah mempublikasikan pernyataan keberlanjutan yang menyatakan komitmen mereka untuk mendukung pemerintah setempat dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai titik nol pada 2060," kata Kao Tach.
Ia juga menyoroti komitmen PT SMI untuk mengurangi porsi pembiayaan proyek pembangkit listrik tenaga batu bara, meningkatkan porsi pembiayaan yang berkaitan dengan mitigasi perubahan iklim, dan menyediakan pembiayaan dan layanan untuk mendukung transisi energi menuju energi bersih.
Penandatanganan MoU dengan mitra strategis
PT SMI dalam forum ini juga menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan para mitra strategis.
MoU ini juga jadi penanda perjalanan PT SMI dalam pengembangan lebih lanjut untuk menjadi DFI di Indonesia.
Pada penandatanganan pertama, MoU terkait pengembangan dana perwalian dengan Commonwealth and Development Office (FCDO) The UK Foreign program Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (MENTARI).
Nota kesepahaman ini ditandatangani oleh Reynaldi juga perwakilan UK FCDO Ianto Jones.
Selain itu ada juga MoU antara PT SMI dan Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) tentang kerja sama dalam mempromosikan obligasi hijau, sosial dan berkelanjutan di Indonesia, yang ditandatangani oleh Reynaldi dan KfW Indonesia Country Director Burkhard Hinz.
Acara dilanjutkan dengan diskusi panel dengan tema Showcasing Indonesia Energy Transition towards Low Carbon Economic Development.
Para panelis yang menjadi pembicara dalam sesi diskusi termasuk Reynaldi, CFO PT PLN (Persero) Sinthya Roesli, Country Director Indonesia Resident Mission Asian Development Bank (ADB) Jiro Tominaga, dan Direktur Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Hendra Iswahyudi.
Selain sesi tersebut, forum juga menyelenggarakan panel diskusi lain yang membahas tema strategi keberlanjutan hingga peran investasi dalam membangun infrastruktur.
Dalam forum ADFIAP International CEO Forum kali ini, PT SMI juga menghadirkan booth dari Kreasi Tuli Indonesia yang memperlihatkan kreasi ragam batik dan jumputan dengan kualitas premium.
Kreasi Tuli Indonesia mengikutsertakan teman tuli berkreasi dalam suatu pagelaran seni yang bertujuan untuk menambah kepercayaan atas potensi diri.
(del/vws)