Bos Pabrik Tekstil BUMN Primissima Blak-blakan soal PHK 402 Karyawan

3 weeks ago 12

Sleman, CNN Indonesia --

Direktur Utama PT Primissima (Persero) Usmansyah blak-blakan soal pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 402 karyawan pabrik tekstilnya.

Usmansyah berujar, PHK melalui Perjanjian Bersama terpaksa dilakukan dikarenakan BUMN tersebut tak lagi mempunyai kemampuan untuk beroperasi secara normal.

"Yang belum di-PHK ada tiga orang, cuma dua direksi dan satu komisaris. Lainnya, termasuk kepala departemen, juga di-PHK," kata Usmansyah saat dihubungi, Senin (21/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usmansyah pun menjelaskan langkah pemulihan perusahaan yang dilakukan pemerintah melalui Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

Menurutnya, PPA bertugas menjual saham pemerintah kepada mitra strategis, dalam hal ini GKBI Investement selaku pemegang 47 persen saham.

Dalam perjalanannya, PPA sudah berupaya mengupayakan Primissima agar tetap berjalan atau tidak dalam keadaan 'mati' ketika dijual. Maka dari itu, PPA bersedia memberikan dana talangan untuk membayarkan gaji karyawan pada April dan Mei 2024 yang sempat terhutang.

"Karena Primissima nggak punya uang," tegasnya.

Sepanjang itu pula, perusahaan menunggu kehadiran investor demi Primissima bisa beroperasi kembali. Hasilnya buntu sehingga langkah yang diambil adalah menutup sementara perusahaan.

"Kami sedang mendiskusikan ini dengan pemegang saham, GKBI Investment dan PT PPA yang dipasrahi untuk mengelola Primissima, karena memang kalau diteruskan tapi tidak ada investor ataupun komitmen dari pemegang saham untuk memberikan dana modal kerja, pasti akan berat. Bebannya akan lebih tinggi. Maka salah satu jalan untuk menyelesaikan permasalahan saat ini perusahaan ditutup sementara dengan mem-PHK seluruh karyawan," paparnya.

Meskipun ditutup sementara, ia menegaskan Primissima belum pailit.

"Tapi status perusahaan belum pailit, hanya tidak beroperasi karena bisa saja nanti ada investor yang berkenan menghidupkan kembali," sambung Usmansyah.

Dalam kesepakatan Perjanjian Bersama, Primissimaberkomitmen memenuhi seluruh gaji terhutang, termasuk pesangon bagi seluruh karyawan selambat-lambatnya pada 31 Desember 2025. Ada juga 'bonus PHK' senilai satu bulan gaji untuk karyawan yang belum mengundurkan diri hingga langkah PHK diambil.

Usmansyah merinci total utang perusahaan ke karyawan mencapai Rp26 miliar, belum termasuk tunggakan BPJS Ketenagakerjaan.

Saat ini, Primissima tak memiliki aset bebas karena seluruhnya dijaminkan ke Bank Mandiri sejak 2001 karena utang Rp60 miliar. Karena itu, perusahaan baru bisa memenuhi seluruh hak-hak karyawan setidaknya sampai sebagian aset perusahaan laku terjual.

"Kami sedang menawarkan menjual pabrik 3, tanah dan gedungnya, luasnya dua sampai tiga hektare lebih, sudah ada beberapa penawaran," bebernya.

Sebelumnya, PT Primissima merumahkan sementara 425 karyawannya pada 12 Juni 2024 lalu imbas krisis keuangan. Pemicunya, perusahaan yang sudah tidak punya modal kerja lagi untuk belanja bahan baku, serta membayar kebutuhan operasional sejak 2020.

Ditemui 11 Juli 2024, Usmansyah saat itu berujar perusahaan tetap membayarkan 25 persen dari total gaji untuk para karyawan yang dirumahkan dengan status terhutang. Ia mempersilakan karyawan menuntut pelunasan apabila perusahaan sudah memiliki dana.

Usmansyah menjelaskan pemerintah melalui Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sedang dalam proses memulihkan Primissima. Sebelum pinjaman modal kerja bisa dicairkan, diperlukan resrukturisasi aset dan efisiensi operasional agar pinjaman modal kerja mendatang mampu dijamin dan dikembalikan.

Ia mengatakan para karyawan dirumahkan setidaknya sampai pinjaman modal kerja dan dana penyehatan untuk pembelian suku cadang mesin-mesin cair serta penjaminan untuk modal kerja yang lebih besar juga sedang diproses oleh bank dan PPA.

"Perlu diketahui kenapa Primissima tidak menggunakan mekanisme pendanaan dari bank, nggak bisa karena sejak 2021 seluruh aset Primissima itu jadi jaminan utang di Bank Mandiri," beber Usmansyah, Kamis (11/7).

Usmansyah menerangkan aset perusahaan sekarang tercatat Rp180 miliar, sementara hutang ke Bank Mandiri sekitar Rp55 miliar. Dengan besarnya jaminan, PPA kini melobi Bank Mandiri untuk mendapatkan jatah jaminan yang sebagian dipakai sebagai dana talangan ke Primissima.

"Itu yang sekarang dilakukan, PPA sekarang juga sudah jalan menurunkan modal kerjanya. Kita berharap sebelum tanggal 20 (Juli) talangan dari PPA akan banyak turun sehingga paling lambat tanggal 1 Agustus karyawan sudah masuk lagi. Tapi, karena program efisiensi, nggak bisa semua karyawan masuk karena penghasilannya tidak akan meng-cover semua gaji karyawan," paparnya

[Gambas:Video CNN]

(kum/pta)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi