Dari BUMN untuk Indonesia
Ela, seorang karyawati berusia 26 tahun termasuk salah satu dari sekian banyak warga Indonesia yang senang dengan kehadiran Jalan Tol Trans Sumatera. Acap kali, perjalanan menyusuri pulau yang dijuluki Swarnadwipa itu jadi lebih singkat.
Ela (26) salah satunya. Ia mengaku perjalanan dari Lampung menuju Aceh menjadi lebih cepat.
Dengan kehadiran tol tersebut perjalanan yang ditempuh sekitar lima hari. Sedangkan, tanpa tol bisa lebih dari satu pekan. Tak hanya itu, Ela juga mengaku bisa lebih hemat biaya bensin lebih dari Rp500 ribu.
Selain manfaat itu, Ela juga sangat menikmati perjalanan. Bagaimana tidak, pemandangan cukup bagus. Terlebih di di Tol Pekanbaru terdapat perlintasan gajah.
"Yang saya suku tol di Pekanbaru sih. Karena ada perlintasan gajahnya," ucap Ela kepada CNN Indonesia.
Megaproyek Jalan Tol Trans Sumatera adalah salah satu tonggak kesuksesan BUMN di kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Proyek yang digarap salah satunya oleh PT Hutama Karya (Persero) ini sukses menghubungkan berbagai kota besar di Pulau Sumatera, dari Bakaheuni hingga Kisaran, dan akan terus berlanjut hingga ke Aceh.
Total panjang Jalan Tol Trans Sumatera adalah 2.845 km dengan investasi sebesar Rp565 triliun. Pembangunan tahap pertama tol ini pun telah rampung pada Juni 2024.
Program Tol Trans Sumatera ini ditandatangani pada 2014, dengan PT Hutama Karya ditunjuk untuk pengerjaan proyek. Selama periode 2015-2024, Hutama Karya juga mendapatkan PMN sebesar Rp 131 triliun yang telah terserap sebesar Rp 92,4 triliun atau sekitar 75 persen hingga Juni 2024.
Selain Jalan Tol Trans Sumatera, catatan signifikan dari PT Hutama Karya adalah peningkatan aset yang konsisten, yang berhasil mengantarkan Hutama Karya ke posisi ke-10 dengan aset terbesar di seluruh BUMN.
Pada 2019, aset Hutama Karya tercatat sebesar Rp93,51 triliun dan pada akhir tahun 2023 menjadi Rp169,73 triliun, meningkat hingga Rp76,22 triliun atau setara 81,51 persen.
Angka-angka ini menjadikan Hutama Karya sebagai satu–satunya BUMN dengan aset jumbo pada klaster BUMN Infrastruktur.
Pertumbuhan aset ini bukan hanya karena Jalan Tol Trans Sumatera, tapi juga keterlibatan proyek-proyek lain seperti Ibu Kota Negara (IKN), dan penambahan Hak Konsesi Jalan Tol JTTS, dan transaksi asset recycling Jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar dan Medan Binjai.
Tentu keberhasilan mewujudkan proyek-proyek infrastruktur ini juga berkat dukungan BUMN lain, salah satunya adalah kontribusi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG).
Operasional SIG sendiri didukung pabrik semen terintegrasi di 9 lokasi, pabrik pengemasan di 26 lokasi, 8 pabrik penggilingan semen, dan 7 pelabuhan. Jaringan infrastruktur operasional yang ekstensif ini memungkinkan SIG untuk mendukung pembangunan di seluruh wilayah bahkan hingga daerah terpencil di Indonesia.
Tak heran jika SIG memiliki peran penting dalam berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Jalan Tol Trans Sumatera, serta proyek-proyek strategis nasional lainnya.
Termasuk untuk infrastruktur Ibu Kota Nusantara. Saat ini, SIG memasok 3.000 – 4.000 ton per hari untuk mendukung kebutuhan pembangunan ibu kota baru. Mulai Desember 2022 hingga Februari 2024, SIG telah memasok 400 ribu ton bahan bangunan dari fasilitas di Balikpapan dan Samarinda.
Keterlibatan menyokong PSN dan proyek infrastruktur lainnya membuat SIG pada tahun 2023 mencatatkan penjualan 40,62 juta ton atau meningkat 10% dibandingkan periode sebelumnya.
Konektivitas yang terus didorong di era Presiden Joko Widodo juga berlanjut ke wilayah perairan. Sebagai negara maritim yang 70 persen luas wilayahnya adalah lautan, membangun ekosistem transportasi dan logistik laut tentu jadi hal krusial bukan hanya bagi masyarakat tapi juga dunia usaha.
Salah satu terobosan yang diambil di kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir adalah dengan menggabungkan empat BUMN pelabuhan menjadi Pelindo pada 1 Oktober 2021.
Setelahnya, Pelindo pun fokus mengembangkan pelabuhan yang terpadu dengan kawasan industri (hinterland). Pengembangan ini dilakukan melalui pembangunan pelabuhan yang langsung terhubung dengan kawasan industri atau dengan menciptakan well-connected ecosystem.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pelindo menjalin kolaborasi dengan sejumlah pihak. Misalnya, menggandeng AKR Corporindo Tbk. di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Selain itu, pelabuhan terintegrasi kawasan industri lainnya juga terdapat di Terminal Kijing di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, dan Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara.
Transformasi Pelindo turut berperan dalam menekan biaya logistik di Indonesia. Biaya logistik di Indonesia sendiri turun 40 persen dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan perhitungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), biaya logistik di Indonesia mencapai 14,29 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk tahun 2022 dan biaya logistik untuk kegiatan impor Indonesia 2022 malah sudah tinggal 8,98 persen.
Angka ini jauh menurun jika dibandingkan dari 2018, ketika Bank Dunia mencatat biaya logistik di Indonesia masih 23,8 persen.
Pembangunan infrastruktur tentu bukan hanya soal jalan atau bangunan. Ketersediaan listrik menjadi pondasi bagi pertumbuhan ekonomi, baik di level nasional maupun di tingkat rumah tangga.
Dalam kurun lima tahun terakhir, PLN memainkan peran penting dalam memperluas akses listrik ke seluruh pelosok negeri, mengakselerasi dan menyelesaikan proyek strategis nasional (PSN) yang menjadi pendorong utama perekonomian nasional.
Sebagai contoh, PLN sukses mengekspansi listrik ke daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal), serta memperluas jangkauan elektrifikasi hingga ke daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau. Pada 2020 misalnya, rasio elektrifikasi Indonesia sudah mencapai lebih dari 99 persen, dengan fokus peningkatan akses di wilayah-wilayah terpencil.
Salah satu proyek strategis yang telah dirampungkan PLN adalah PLTS Terapung Cirata 192 Megawatt peak (MWp). PLTS terbesar di Asia Tenggara ini mampu dikebut oleh PLN dan mampu meningkatkan bauran energi baru terbarukan di tanah air.
Tak hanya itu, infrastruktur pendukung interkoneksi antar sistem kelistrikan juga terus dilakukan PLN sebagai salah satu PSN prioritas, di antaranya adalah proyek Tol Listrik Sumatra. Pada Mei 2024 lalu PLN telah berhasil melakukan penyalaan pertama SUTET 275 kilovolt (kV) yang menghubungkan antara Muara Enim–Gumawang.
Pencapaian-pencapaian tersebut merupakan salah satu kisah sukses dari sekian banyak keberhasilan BUMN di bawah kepemimpinan Menteri Erick Thohir.
Hasilnya, kinerja BUMN pun terbilang moncer sehingga bisa berkontribusi pada perekonomian Indonesia.
Kecemerlangan kinerja BUMN pun tercermin dari setoran dividen kepada negara. Tengok saja, BUMN bisa menyetorkan dividen terbesar ke negara dengan total Rp85,5 triliun pada 2023.
Mengutip Laporan Hasil Pemeriksaan (LPH) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) milik Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), sepanjang masa jabatan Erick, jumlah dividen yang disumbangkan BUMN untuk negara naik signifikan, meski sempat turun pada 2020 atau saat pandemi Covid-19 menerjang.
Pada 2019, BUMN menyumbang dividen kepada negara sebesar Rp49,77 triliun tapi kemudian turun pada 2020 menjadi sebesar Rp43,88 triliun.
Ketika Pandemi Covid-19 mulai terkendali pada 2022. Kinerja BUMN pun kembali moncer. Tentu ditandai pula dengan setoran dividen pada negara yang kembali naik.
Mengutip Laporan Hasil Pemeriksaan (LPH) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) milik Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), sepanjang masa jabatan Erick, jumlah dividen yang disumbangkan BUMN untuk negara naik signifikan, meski sempat turun pada 2020 atau saat pandemi Covid-19 menerjang.
Pada 2019, BUMN menyumbang dividen kepada negara sebesar Rp49,77 triliun tapi kemudian turun pada 2020 menjadi sebesar Rp43,88 triliun.
Ketika Pandemi Covid-19 mulai terkendali pada 2022. Kinerja BUMN pun kembali moncer. Tentu ditandai pula dengan setoran dividen pada negara yang kembali naik.
Berdasarkan data di atas setoran dividen BUMN kepada negara pada 2024 pun melesat jauh dibanding 2019 atau saat pertama Erick menjabat, yakni Rp49,77 triliun vs Rp85,5 triliun.
Selain setoran dividen, kontribusi BUMN kepada negara juga ditunjukan oleh pembayaran pajak. Erick menyebut perusahaan pelat merah telah menyetor pajak sebesar Rp1.391,4 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp354,2 triliun sepanjang periode 2020 hingga 2023.
Salah satu BUMN yang berkontribusi besar pada setoran pajak ini adalah PT Pertamina (Persero).
Sepanjang 2023, Pertamina tercatat menyetorkan pajak Rp224,53 triliun ke negara, termasuk pajak penghasilan (PPh), pajak dibayar di muka, pajak pertambahan nilai (PPN) keluaran, bea masuk, dan pajak daerah. Angka ini menjadikan Pertamina penyetor pajak tertinggi di antara 20 BUMN penyumbang pajak terbesar tahun lalu.
Selain pajak, sumbangan untuk negara lainnya adalah penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 66,17 triliun, serta dividen dan bonus sebesar Rp 14,03 triliun. Hal ini menjadikan Pertamina berkontribusi total Rp425,5 Triliun untuk negara pada 2023.
Pertamina juga memberikan kontribusi dalam bentuk minyak mentah dan kondensat bagian negara (MMKBN) sebesar Rp 120,79 triliun.
Keberhasilan Pertamina menyumbang pendapatan negara ini tentu ditopang oleh produksi minyak dan gas yang terus meningkat.
Tahun lalu, produksi migas Pertamina mencapai 1,04 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD), naik 8 persen dibanding produksi pada 2022 yaitu 967 ribu MBOEPD.
Selain Pertamina, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) juga masuk perusahaan pelat merah yang menyetorkan pajak besar. Telkom berada di peringkat ketiga dengan total setoran pajak mencapai Rp33,11 Triliun pada 2023.
Keberhasilan ini ditunjang oleh kinerja baik Telkom dari tahun tahun. Pada 2023, Emiten berkode TLKM itu juga mencatatkan peningkatan pendapatan senilai Rp149,2 triliun atau naik 1,30 persen dari 2022, yakni Rp147,3 triliun. Laba bersih Telkom pun tembus Rp24,56 triliun. Angka ini melesat 18,34 persen dibanding 2022.
Telkom pun menetapkan pembagian dividen sebesar 72 persen dari laba bersih 2023 atau senilai Rp17,68 triliun. Setoran dividen itu melonjak 6,5 persen dari tahun sebelumnya. Untuk kas negara, Telkom membagikan dividen Rp9,21 triliun.
Penopang Ekonomi Kerakyatan
Pada masa pandemi menyerbak di seluruh negeri, ekonomi pun lesu karena pergerakan masyarakat benar-benar terbatas.
Hampir semua lini usaha menjadi korban pandemi, tak terkecuali UMKM. Alih-alih sibuk hanya menyelamatkan bisnis sendiri, BUMN juga ikut ambil bagian dalam penyelamatan ekonomi UMKM dan negara pada masa Covid-19.
Berdasarkan catatan Kementrian Keuangan, BUMN dilibatkan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk mengatasi dampak ekonomi imbas covid-19. BUMN ambil peran dalam menyalurkan kredit kepada UMKM dan koperasi serta melakukan penjaminan kredit modal kerja.
UMKM sendiri merupakan salah satu pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07 persen atau senilai 8.573,89 triliun rupiah.
Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap lebih kurang 117 juta pekerja atau 97 persen dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi (data semester I tahun 2021).
Di bawah kepemimpinan Erick Thohir, BUMN juga secara konsisten menjadi tulang punggung pembiayaan UMKM lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR). Bahkan hingga semester pertama 2024, 92 persen UMKM Indonesia mendapatkan pendanaan dari Himbara.
BRI merupakan bank yang mendapatkan alokasi penyaluran KUR terbesar di Indonesia Penyaluran KUR BRI hingga akhir Agustus 2024 setara dengan 76,44 persen dari total target penyaluran tahun 2024. Total KUR BRI yang tersalurkan tahun 2024 sampai bulan Agustus adalah senilai Rp126,12 triliun. Dana tersebut tersalurkan kepada 2,6 juta debitur pelaku UMKM.
Selain itu, Bank Mandiri juga mendapat penugasan menyalurkan KUR. Per akhir September 2024, Bank Mandiri menyalurkan KUR sebesar Rp32,20 triliun kepada lebih dari 293 ribu debitur di seluruh Indonesia. Realisasi ini setara 85,87 persen dari target KUR Bank Mandiri di 2024.
BNI yang fokus target pasarnya ke segmen konsumer dan korporasi juga ikut menopang permodalan UMKM. BUMN pertama yang menjadi perusahaan publik pada 1996 tersebut telah mengucurkan KUR sebesar Rp10,19 triliun per September 2024. Nilai ini setara 59,97 persen dari target sepanjang tahun ini.
BNI menyadari peran penting para pelaku UMKM ini dan turut terlibat dalam kolaborasi aktif bersama para pihak (stakeholders) menjadi katalisator pengembangan UMKM Indonesia secara berkelanjutan.
BNI memiliki tiga fokus utama pada UMKM Ekspor & Diaspora, UMKM dalam Ekosistem Unggulan serta Digital Value Chain. Untuk mensupport 3 fokus ini diharapkan BNI dapat menjadi One Stop Solution Bank yang mendorong UMKM Go Productive, Go Digital, dan Go Global melalui berbagai produk dan layanan perbankan untuk usaha UMKM serta diiringi dengan program-program pemberdayaan UMKM melalui Platform BNI Xpora.
Produk dan Layanan BNI hadir untuk memberikan kemudahan dalam akses permodalan, akses teknologi dan peningkatan literasi teknologi, kemudahan informasi dan kolaborasi, kemudahan transaksi, dan kemudahan akses pasar.
Platform BNI Xpora saat ini telah mampu mendorong 43 ribu pelaku UMKM untuk berkembang dan siap bersaing di pasar nasional dan pasar global melalui total pemberian dukungan modal kerja mencapai Rp30 triliun, ini menjadi keyakinan BNI bahwa fokus pemberdayaan UMKM mampu menjadikan UMKM lebih sejahtera dan optimal untuk dapat mendorong peningkatan perekonomian Indonesia.
Selain memberdayakan UMKM lokal agar terus bertumbuh dan naik kelas, BUMN juga ikut aktif berperan dalam pembinaan UMKM. Hal ini salah satunya diwujudkan dengan peresmian Rumah BUMN (RB).
Mengutip laman Bank Mandiri, Rumah BUMN adalah wadah bagi langkah kolaborasi BUMN dalam membentuk Digital Economy Ecosystem melalui pembinaan bagi UKM untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UKM itu sendiri.
Rumah BUMN berperan sebagai pusat data dan informasi serta sebagai pusat edukasi, pengembangan dan digitalisasi UKM.
BUMN sebagai agent of development telah mengembangkan beberapa inisiatif untuk meningkatkan kualitas UKM, antara lain Bank Mandiri dengan program Wirausaha Muda Mandiri, BNI dengan BNI Xpora, Bank BRI dengan program Teras BRI dan Telkom Indonesia melalui program Pemberdayaan UMK Naik Kelas dengan lebih dari 600 ribu UMK binaan.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk juga turut terlibat menopang UMKM, selain terus menunaikan tugas untuk mewujudkan impian jutaan masyarakat Indonesia memiliki hunian rakyat.
BTN tercatat menyalurkan kredit modal usaha untuk UMKM sekitar Rp 2,84 triliun hingga Juni 2024, atau tumbuh sekitar 33,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dari total kredit modal usaha tersebut, sebanyak Rp 797,8 miliar disalurkan untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Rp 2,04 triliun untuk Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM).
BTN sendiri terus meningkatkan penyaluran kredit UMKM dengan menyasar khususnya pada sektor-sektor usaha yang tumbuh akibat multiplier effect dari ekosistem perumahan.
Secara total, BTN mencatat penyaluran kredit dan pembiayaan mencapai sekitar Rp 352,06 triliun sepanjang semester I-2024. Realisasi tersebut tumbuh 14,4 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 307,66 triliun.
Kekayaan Bumi Pertiwi untuk Masa Depan RI
Lini masa BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir juga ditandai dengan keberhasilan pembentukan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) MIND ID sebagai BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia yang beranggotakan PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Timah Tbk, dan PT Vale Indonesia Tbk.
Hal ini terlihat dari kontribusi MIND ID terhadap kas negara berkat kinerja operasional yang positif serta konsistensi dalam menyelesaikan berbagai proyek strategis hilirisasi mineral batubara Indonesia.
Dari sisi setoran dividen ke negara, MIND ID mencatatkan kenaikan signifikan. Pada 2022 setoran dividen mencapai Rp900 miliar, dan melejit menjadi Rp11,21 triliun pada 2023.
Dalam kurun lima tahun terakhir, total aset MIND ID mengalami pertumbuhan hingga 57,22 persen, dari Rp164,84 triliun pada 2019 menjadi Rp259,18 triliun pada 2023. Compound annual growth rate (CAGR) total aset Grup MIND ID dari 2019 hingga 2023 tercatat sebesar 9,47 persen.
Kontribusi MIND ID juga ditandai oleh langkah strategis dalam mendorong peningkatan investasi di sektor hilir. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, Grup MIND ID telah mengucurkan investasi dengan nilai hingga US$6 miliar atau sekitar Rp90,6 triliun (asumsi kurs Rp15.100 per USD) dalam pengembangan hilirisasi mineral Indonesia.
Grup MIND ID melalui konsorsium PT Aneka Tambang Tbk dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yakni Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) telah mampu menghasilkan alumina di dalam negeri, yang selanjutnya diolah jadi aluminium. Sementara, melalui PT Freeport Indonesia (PTFI), MIND ID juga telah mengoperasikan smelter konsentrat tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik JIIPE, Jawa Timur.
Proyek ini menyerap 1,7 juta ton konsentrat tembaga dari Papua dan menghasilkan 650 ribu ton katoda tembaga, 50 ton emas dan 210 ton perak. Selanjutnya, Grup MIND ID melalui PT Bukit Asam Tbk juga semakin serius dalam hilirisasi batu bara yakni proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) di dalam negeri.
Langkah strategis Grup MIND ID turut mendorong peningkatan investasi di sektor hilirisasi. Pada 2019 misalnya, investasi industri hilir di dalam negeri mencapai Rp61,6 triliun, kemudian naik menjadi Rp375,4 triliun pada 2023.
Investasi dalam fasilitas seperti smelter dan refinery menjadi elemen kunci dalam mengubah bahan mentah menjadi produk bahan baku bernilai tinggi sehingga dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan industri manufaktur khususnya produksi kendaraan listrik di Indonesia.
Patut diingat kebijakan hilirisasi tidak hanya menyentuh sektor pertambangan. Salah satu BUMN lainnya yang terus didorong untuk hilirisasi adalah PT. Pupuk Indonesia (Persero).
Salah satu langkah penting yang diambil Pupuk Indonesia dalam hal ini adalah membangun pabrik amonium nitrat milik PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) di Bontang.
Pabrik yang diresmikan pada Februari 2024 ini merupakan proyek bersama dari anak perusahaan PT Dahana, PT Dahana Investama Corp (PT DIC) dengan anak usaha PT Pupuk Indonesia, PT Pupuk Kaltim, dan menjadi pabrik amonium nitrat BUMN pertama.
Pembangunan pabrik tak lepas dari permintaan komoditas amonium nitrat yang semakin meningkat setiap tahun. Pada 2024 misalnya, BUMN memproyeksikan permintaan terhadap amonium nitrat mencapai 580 ribu ton, termasuk sebagai bahan baku pembuatan pupuk NPK berbasis nitrat.
Karenanya, kehadiran pabrik berkapasitas 75.000 ton/tahun ini diharapkan dapat memenuhi sekitar 12 persen permintaan amonium nitrat dalam negeri, sehingga bisa meminimalisir impor.
Pabrik ini diproyeksikan dapat mengurangi kebutuhan impor amonium nitrat nasional, dari sebelumnya 21 persen menjadi 8 persen atau sama dengan menghemat devisa negara sampai dengan USD 52,5 juta per tahun.