Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Prabowo Subianto menunjuk Maruarar Sirait menjadi menteri perumahan dan kawasan permukiman (menpera) dalam Kabinet Merah Putih. Pelantikan berlangsung pada Senin (21/10) setelah diumumkan sehari sebelumnya.
Lantas siapa dan bagaimana kiprah Maruarar Sirait?
Ara, begitu ia akrab disapa, sebetulnya bukan wajah baru di dunia politik Indonesia. Pria kelahiran Medan, 23 Desember 1969 itu merupakan mantan politikus PDI Perjuangan yang bergabung sejak 1999 silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayahnya, Sabam, adalah politikus pentolan dari PDI hasil fusi partai 1973 silam dan PDIP. Sabam sebelumnya adalah Ketua Partai Kristen Indonesia (Parkindo) pada periode 1967-1973.
Usai 'dipaksa' melebur oleh kebijakan Orba, Sabam, ayah Ara, menjadi Sekretaris Jenderal pertama PDI pada 1976.
Ara mengenyam pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Parahyangan, Bandung di medio 1990-an. Selama menjadi mahasiswa, ia aktif sebagai aktivis di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
Serupa mendiang ayahnya, Ara kemudian tercatat sempat menduduki posisi penting di internal PDIP di antaranya sebagai Ketua DPP Bidang Pemuda, Mahasiswa dan Olahraga PDI Perjuangan di tahun 2005-2010.
Ara turut mendirikan Taruna Merah Putih (TMP) yang menjadi organisasi sayap PDIP di bidang kepemudaan pada tahun 2005 silam.
Dalam karier politiknya, Ara pernah menjabat sebagai anggota DPR selama tiga periode jabatan, yakni periode 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019. Ia juga pernah menjadi anggota Komisi XI DPR.
Selain aktif sebagai politikus, Ara juga memiliki pengalaman yang cukup di dunia olahraga.
Pada periode pertama kepresidenan Jokowi di 2014 lalu, nama Ara sempat mencuat menjadi salah satu calon kuat untuk jadi Menpora. Namun, Jokowi lebih memilih Sekjen PKB saat itu, Imam Nahrawi untuk jadi menpora.
Meski gagal sebagai menpora, Ara tetap terlihat aktif dalam beberapa cabang olahraga. Salah satu keikutsertaannya yang paling 'mentereng' adalah dalam Piala Presiden. Di turnamen sepak bola tersebut, Ara menjabat sebagai Ketua Komite Pengarah pada 2015 lalu.
Ara terbilang sukses menjalankan tugasnya, terutama di Piala Presiden 2015. Ketika itu laga final antara Persib Bandung melawan Sriwijaya FC di Jakarta berjalan lancar meski berada di bayang-bayang kerusuhan antara Bobotoh dengan pendukung Persija Jakarta, The Jakmania.
Dia pernah mengaku Piala Presiden 2015 adalah pengalaman pertamanya terlibat dalam sebuah turnamen sepak bola. Kariernya bersama Piala Presiden itu pun berlanjut pada gelaran 2017 dan 2018.
Kini, Ara tercatat sebagai salah satu anggota dewan penasihat Pengurus Pusat PBSI 2020-2024. Namanya bersanding dengan Wiranto, Bambang Soesatyo hingga Sufmi Dasco Ahmad pada kepengurusan tersebut.
Pada September 2023 lalu, nama Ara mencuat lantaran menjadi salah satu anggota Satgas Anti Mafia Bola bentukan PSSI.
Selain Ara, terdapat nama lain seperti Najwa Shihab, Akmal Marhali, dan Ardan Adiperdana. Ketua PSSI Erick Thohir mengatakan penunjukan nama-nama familiar itu merupakan saran dari Presiden ke-7 Jokowi kepadanya.
Selain terjun di dunia politik, Ara juga menggeluti dunia bisnis. Saat ini, ia menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Potenza Sinergi.
Ara juga memiliki pengalaman sebagai manajer Koperasi Keluarga Besar Mahasiswa (KKBM) Universitas Parahyangan, Bandung, yang menambah daftar panjang perjalanan kariernya di luar dunia politik.
Ia juga memutuskan untuk bergabung dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran dan mengakui dirinya resmi menjadi kader Partai Gerindra.
Ara memiliki harta kekayaan sebesar Rp85,8 miliar dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkannya pada Desember 2019 silam.
Dari total hartanya itu, Ara memiliki 31 bidang tanah dan bangunan dengan total Rp74,4 miliar. Ia juga memiliki tiga kendaraan mobil dengan total nilai Rp1,1 miliar.
(del/sfr)