Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui laporan yang dirilis pada Selasa (15/10) menyatakan bahwa realisasi investasi pada Juli-September 2024 memperlihatkan tren positif, meningkat 15,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023, dengan capaian Rp431,48 triliun.
Dalam periode ini, sektor hilirisasi menyumbang Rp91,51 triliun atau 21,2 persen. Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan P. Roeslani mengatakan, kebijakan hilirisasi berpengaruh besar terhadap realisasi investasi di triwulan III/2024.
Rosan meyakini, hal itu disebabkan karena hilirasi dapat meningkatkan nilai tambah dan penciptaan lapangan kerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hilirisasi memainkan peran penting dalam meningkatkan investasi di Indonesia. Yang paling penting, hilirisasi ini memungkinkan kita memiliki produk dengan nilai tambah dan menciptakan lapangan pekerjaan," kata Rosan pada konferensi pers Realisasi Investasi Triwulan III/2024 dan Capaian Investasi 10 Tahun Pemerintahan Jokowi di Jakarta.
Selain berkontribusi terhadap target investasi 2024 sebesar 26,15 persen, angka realisasi tersebut sekaligus menunjukkan penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 650.172 orang.
Rosan menyampaikan, tingkat hilirisasi itu tercatat konsisten di atas 20 persen, baik pada skala triwulan, tahunan, atau 5 tahun.
"Ini menunjukkan bahwa kebijakan hilirisasi yang dijalankan oleh Presiden Joko Widodo sudah menghasilkan dampak yang sangat positif," ujarnya.
Adapun realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada triwulan III naik 11,62 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dari Rp178,20 triliun menjadi Rp198,83 triliun. Sementara Penanaman Modal Asing (PMA) naik 18,55 persen, dari Rp196,20 triliun menjadi Rp232,65 triliun, dengan kontribusi PMA mencapai 53,92 persen dari total investasi.
Saat ini, lima besar negara PMA adalah Singapura (US$5,50 miliar), Hong Kong (US$2,24 miliar), Tiongkok (US$1,86 miliar), Malaysia (US$0,99 miliar), dan Amerika Serikat (US$0,84 miliar).
Selanjutnya berdasarkan sektor usaha, investasi terbesar datang dari sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi mencapai Rp58,04 triliun, Industri Logam Dasar Rp55,87 triliun, Pertambangan Rp44,64 triliun, Industri Kimia dan Farmasi Rp31,61 triliun, serta Industri Makanan sebesar Rp31,30 triliun.
Lebih dari itu, realisasi investasi kumulatif pada periode Januari-September 2024 juga mencatatkan kinerja positif, mendukung optimisme bahwa Indonesia akan dapat mencapai target investasi di akhir tahun.
Seperti triwulan III, periode Januari-September 2024 juga dipengaruhi oleh sektor hilirisasi sebesar Rp272,91 triliun atau 21,6 persen dari total investasi. Pada periode yang sama, investasi di luar Jawa mencapai Rp635 triliun atau sebesar 50,34 persen, meningkat 16,34 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023 dengan capaian Rp545,81 triliun.
"Realisasi sudah mencapai Rp1,261 triliun, meningkat hampir 20 persen yoy. Target akhir tahun sebesar Rp1.650 triliun sudah tercapai 76,4 persen. Bahkan, jika kita bicara target renstra (Rencana Strategis), sudah melebihi," papar Rosan.
Capaian Investasi dalam 10 Tahun
Selama satu dekade terakhir, BKPM mencatatkan realisasi investasi mencapai Rp9.117,4 triliun, dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 13.836.775 orang.
Rosan menyatakan, catatan itu melebihi target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Investasi/BKPM sejak 2021. Dengan kata lain, kebijakan penciptaan iklim investasi yang kondusif telah berhasil dijalankan.
"Dalam 10 tahun terakhir, kestabilan ekonomi dan politik telah meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Investasi adalah komitmen jangka panjang, sehingga kestabilan sangat penting," ujar Rosan.
Ditegaskan, sektor manufaktur yang berkembang pesat sejak 2014 turut berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Ke depannya, lanjut Rosan, sektor manufaktur akan terus diperkuat, sehingg dapat memberi kontribusi yang lebih besar, baik terhadap investasi maupun penciptaan lapangan kerja.
"Pertumbuhan manufaktur mencapai 15,5 persen selama 10 tahun terakhir. Sektor ini memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi dan perlu terus didorong ke depan," pungkas Rosan.
(rea/rir)