Jakarta, CNN Indonesia --
Masih ingat Golden Visa, izin tinggal spesial yang dirilis pemerintah Indonesia pada Agustus 2023? Bos ChatGPT Sam Altman adalah orang pertama yang diberi Golden Visa oleh Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Dengan Golden Visa itu, Altman mendapat izin tinggal di Tanah Air hingga 10 tahun. Ia menerima Golden Visa dengan subkategori tokoh dunia.
Pemegang Sebagai Golden Visa juga menikmati sejumlah manfaat eksklusif, seperti jalur pemeriksaan dan layanan prioritas di bandara, jangka waktu tinggal lebih lama, kemudahan keluar dan masuk Indonesia, serta efisiensi karena tidak perlu lagi mengurus ITAS ke kantor imigrasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski bukan satu-satunya pemegang Golden Visa, Altman dinilai spesial karena menjadi orang pertama yang diberi visa khusus ini dibanding Bos Tesla Elon Musk atau Bos Microsoft Bill Gates.
Memang seberapa spesial Altman sehingga diberi kehormatan menjadi warga negara asing pertama yang menerima Golden Visa RI?
Pemerintah beralasan Golden Visa diberikan karena Altman sering berkunjung ke Indonesia. Ia disebut sering liburan ke Ubud, Bali, setiap tahun. Tapi tentu saja alasan gemar healing ke Pulau Dewata bukan jadi alasan utama Altman diberi visa khusus ini.
Ia lahir dengan nama Samuel Hariss Altman pada 22 April 1985 di Chicago, AS. Ia anak tertua dari tiga bersaudara. Ayahnya seorang pialang real estate, sementara ibunya berprofesi sebagai dokter kulit.
Semenjak kecil, Altman sudah menunjukkan minat pada komputer. Ia menerima komputer pertamanya, Macintosh, pada usia delapan tahun.
Pada 2004, ia mengambil jurusan computer science di Universitas Stanford. Namun, pendidikan strata sarjana itu tak kelar lantaran ia lebih fokus mengembangkan karir di industri teknologi. Altman pun di-dropout kampusnya pada 2005.
Forbes melaporkan Altman adalah lulusan Y Combinator, startup inkubator yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
Ia adalah nama besar di dunia teknologi. Altman merupakan pendiri sekaligus CEO OpenAI, perusahaan yang mengembangkan ChatGPT. Kini, chatbot tersebut menjadi fenomena budaya, memicu hiruk-pikuk tentang AI generatif dan efeknya terhadap seni, hiburan, bisnis, karier, berita, hingga politik.
Nah, sebelum dikenal sebagai bos ChatGPT, industri teknologi mengetahui Altman adalah salah satu pendiri Loopt, aplikasi jejaring sosial berbasis lokasi pada 2005. Loopt kemudian diakuisisi oleh Green Dot pada 2012 senilai US$43,4 juta.
Pada 2012, Altman membangun Hydrazine Capital usai menjual Loopt. Ini adalah perusahaan modal ventura yang berbasis di San Fransisco, AS. Fokus pendanaan pada ilmu pengetahuan, pasar, big data, jaringan konsumen, perangkat lunak, dan perangkat keras.
Lalu di Desember 2015, Altman mendirikan OpenAI bersama Elon Musk, Ilya Sutskever, Greg Brockmant, dan Wojciech Zaremba di California. Musk lalu hengkang pada 2018.
Awalnya, OpenAI dibangun sebagai laboratorium riset nirlaba bidang kecerdasan buatan (AI). Lalu pada November 2022, OpenAI merilis ChatGPT secara global. ChatGPT merupakan platform chatbot yang bisa menjawab banyak pertanyaan (prompt) dengan jawaban meyakinkan, atau setidaknya tampak logis.
Sejak itu, demam AI melanda dunia. Berbagai platform pesaing bermunculan. Saat ini, GPT-4 yang merupakan mesin terbaru ChatGPT dinilai paling unggul soal kecerdasan buatan.
Semakin tinggi pohon, kian kencang pula anginnya. Pepatah itu tepat untuk menggambarkan kondisi OpenAI pada saat ChatGPT mulai menapaki tangga kejayaan pada tahun lalu.
Akhir tahun lalu, OpenAI dilanda gejolak internal. Dewan direksi tiba-tiba memecat Altman. Penyelidikan internalnya menemukan Altman tidak selalu jujur kepada dewan direksi.
"Kepergian Altman menyusul proses tinjauan oleh dewan, yang menyimpulkan bahwa ia tidak secara konsisten jujur dalam komunikasinya dengan dewan, sehingga menghambat kemampuan dewan untuk melaksanakan tanggung jawabnya," tulis OpenAI di lamannya pada (17/11/2023).
"Dewan tidak lagi percaya pada kemampuannya untuk terus memimpin OpenAI," tambahnya.
Kala itu, OpenAI mengumumkan posisi CEO sementara diisi sementara oleh Chief Technology Officer (CTO) Mira Murati, yang selang beberapa hari kemudian digantikan lagi oleh Emmet Shear, mantan pendiri Twitch.
Pemecatan tersebut memicu kekacauan di akhir pekan. Presiden OpenAI yang juga salah satu pendirinya, Greg Brockman, mengundurkan diri.
Belum lagi, ratusan karyawan mengancam akan mundur usai Altman dipecat. Ada 500 karyawan yang meneken petisi siap mundur atau bawa pulang Altman. Mereka siap 'bedol desa' ke Microsoft yang menjanjikan ada posisi bagi setiap karyawan OpenAI yang resign.
Microsoft pun langsung merekrut Altman, Greg bersama loyalis mereka untuk mengisi tim riset AI canggih yang baru. Dengan investasi senilai US$13 miliar di OpenAI, Microsoft adalah salah satu pendukung terbesar perusahaan ini.
Kencangnya badai membuat kedua pihak bertikai rujuk. Altman kembali menjadi bos OpenAI usai ada perubahan tata kelola yang signifikan di perusahaan tersebut.
Namun, usai Altman dan dewan direksi islah berembus rumor pemecatan Altman terkait pengembangan proyek Q* (dibaca Q star), mesin AI super canggih yang bisa memecahkan soal matematika yang jawabannya tunggal, tak cuma menulis artikel yang jawabannya bisa beragam.
Sejauh ini, rumor itu belum dibenarkan secara resmi oleh kedua pihak.