Satu Dasawarsa Infrastruktur RI di Tangan Jokowi

4 weeks ago 21

Satu Dasawarsa Infrastruktur RI di Tangan Jokowi

Bagi Windi, seorang pegawai swasta dari Jakarta, kehadiran Tol Trans Sumatera membantunya memangkas waktu tempuh. Pada Maret 2024 lalu ia menjajal Bakaheuni Lampung menuju Palembang tanpa bertemu hambatan berarti selama perjalanan.

"Lewat Jalan Tol Trans Sumatera bisa memangkas waktu tempuh yang sangat signifikan. Pengemudi bisa lebih cepat sampai tujuan jika lewat Tol Trans Sumatera dibanding lewat jalan lain," katanya.

Selain itu, ongkos tol yang dibayar untuk melalui Tol Trans Sumatera juga sepadan dengan manfaat.

Ia juga menilai infrastruktur dan layanan di Tol Trans Sumatera cukup memuaskan, seperti jumlah rest area yang cukup di ruas tol Bakauheni ke Palembang, sehingga pengemudi tak perlu khawatir sulit mencari SPBU.

"Jika perut mulai keroncongan, setiap rest area menawarkan hidangan yang siap untuk disantap," kata Windi.

Megaproyek Tol Trans Sumatera adalah salah satu tonggak kesuksesan pembangunan infrastruktur Indonesia di satu dasawarsa kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Proyek yang ini sukses menghubungkan berbagai kota besar di Pulau Sumatera, dari Bakauheni hingga Kisaran, dan akan terus berlanjut hingga ke Aceh.

Total panjang Jalan Tol Trans Sumatera adalah 2.775 km dengan investasi sebesar Rp565 triliun. Pembangunan tahap pertama tol ini pun telah rampung pada Juni 2024.

Pembangunan jalan tol sendiri menjadi salah satu proyek yang dikebut di pemerintahan Jokowi baik di periode pertama maupun kedua.

Totalnya, jalan tol yang dibangun di era pemerintahan Jokowi dalam 10 tahun mencapai 2.103,2 km. Padahal, secara total, data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mencatat jalan tol yang telah dibangun pada 1978-2014 mencapai 789,82 km.

Artinya, pemerintahan Jokowi membangun 72,69 persen dari total jalan tol yang ada di Indonesia mencapai 2.893,02 km.

Pemerintahan Jokowi juga menyambungkan beberapa tol yang sudah terbangun dengan yang baru dibangun menjadi Tol Trans Jawa, Tol Trans Sumatera, Tol Trans Kalimantan, sampai Tol Trans Sulawesi.

"Dalam 40 tahun kita telah membangun 780 kilometer jalan tol. Kemudian, 2014 kita dorong betul agar jalan tol semuanya segera tersambungkan, baik yang Trans Jawa, Trans Sumatera, beberapa di Kalimantan dan Sulawesi," ujar Jokowi pada April 2022.

iStock / Mochammad Rochmat

Jumlah ini masih bisa bertambah sampai akhir 2024 jika beberapa jalan tol yang tengah dibangun selesai dan dapat dioperasikan.

Salah satunya bagian akhir dari Tol Trans Jawa, yaitu Tol Probolinggo-Banyuwangi sepanjang 175,4 km. Jika tol ini rampung maka Banten-Banyuwangi tersambung melalui Tol Trans Jawa.

Tercatat setidaknya 3.462 kilometer jalan Trans Papua telah dibangun sampai 2023. Begitu juga dengan jalan di perbatasan yang mencapai 1.098 km.

Pemerintah juga telah membangun Jembatan Youtefa, pos lintas batas, hingga sejumlah bandara seperti Bandar Udara Siboru dan Bandar Udara Douw Aturure. Berbagai proyek itu setidaknya telah menghabiskan anggaran mencapai Rp1.036 triliun.

Suburnya pertumbuhan ekonomi Indonesia bagian timur boleh jadi merupakan dampak dari gencarnya pembangunan infrastruktur konektivitas di era Presiden Jokowi, seperti jalan nasional, jalan tol, jembatan hingga bandara.

Jokowi menyebut tujuan utama pembangunan tol ini untuk mempercepat distribusi barang dan jasa, menurunkan biaya logistik, dan membuka akses ekonomi ke daerah-daerah terpencil yang sebelumnya terisolasi. Pembangunan tol juga didorong untuk menumbuhkan iklim investasi di sektor-sektor lain, seperti pariwisata, industri, dan pertanian.

Dengan infrastruktur tol yang memadai, akses ke wilayah-wilayah dengan potensi ekonomi tinggi menjadi lebih mudah, yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya tarik bagi para investor.

Terbukti, biaya logistik di Indonesia sendiri turun 40 persen dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan perhitungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), biaya logistik di Indonesia pada 2023 mencapai 14,29 persen dan biaya logistik untuk kegiatan ekspor malah sudah tinggal 8,98 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Angka ini jauh menurun jika dibandingkan dari 2018, ketika Bank Dunia mencatat biaya logistik di Indonesia masih 23,8 persen.

Dok. Setpres RI
Dok. Setpres RI

Membangun Moda Transportasi Publik

Selain jalan tol, ada banyak proyek infrastruktur yang menjadi tonggak pemerintahan Jokowi.

Salah satu yang paling banyak menarik perhatian publik adalah pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung Whoosh. Proyek ini dikerjakan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Ini adalah perusahaan gabungan antara BUMN dan perusahaan perkeretaapian China.

Awalnya, Whoosh dibangun sejak 2016 dan ditargetkan rampung pada 2018. Namun, proyek ini sempat tersendat.

Akhirnya, Whoosh diresmikan beroperasi pada 2 Oktober 2023 dengan nama Whoosh (Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat). Proyek ini menelan anggaran sebesar Rp131 triliun.

Kereta Whoosh memiliki empat stasiun pemberhentian, yaitu Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar. Kabarnya, pemerintah akan melakukan perpanjangan rute kereta cepat ini hingga Surabaya.

iStock / Wisely

Selain itu, perusahaan pelat merah melalui PT Adhi Karya dan PT KAI (Persero) juga turun membangun Lintas Rel Terpadu Jabodebek atau disingkat LRT Jabodebek. Proyek senilai Rp32 triliun ini akhirnya selesai juga Agustus 2023 lalu.

Proyek yang dibangun sejak 2015 ini menghubungkan wilayah Jakarta, Bekasi, dan Depok. LRT Jabodebek merupakan proyek yang dibuat langsung oleh anak bangsa.

Untuk rangkaian keretanya dibangun oleh PT INKA, yang memiliki teknologi canggih dan dibuat oleh anak bangsa.

Rangkaian LRT termasuk sistem dioperasikan tanpa masinis. Hal ini bisa tercipta berkat kolaborasi perusahaan plat merah dengan perusahaan top multinasional di bidang teknologi dunia.

Kolaborasi menghasilkan sistem persinyalan dan Operation Control Centre (OCC) yang berfungsi sebagai sistem monitor sistem persinyalan, kelistrikan dan pusat telekomunikasi berbasis CCTV.

Teknologi inilah yang kemudian membuat LRT Jabodebek bisa melaju tanpa harus dikemudikan masinis.

Kecanggihan konstruksi LRT juga tercermin dari pembangunan kereta box beton lengkung bentang long span yang berada di Jalan Rasuna Said dan Jalan Gatot Subroto, Kuningan, Jakarta Pusat.

Lengkung bentang ini membentang sepanjang 148 meter dengan radius 115 meter dengan menggunakan beton seberat 9.6888,8 ton. Lengkung ini merupakan karya rancangan Arvilla Delitriana beserta tim dari ITB.

Karena kecanggihan itu, pembangunan itu mendapatkan catatan rekor MURI, yaitu Rekor Jembatan Kereta Box Beton Lengkung dengan Bentang Terpanjang dan Radius Terkecil di Indonesia. Serta Rekor Pengujian Axial Statistic Loading Test pada Pondasi Bored Pile dengan Beban Terbesar di Indonesia.

Kini, LRT memperluas pembangunan jalur dari Kelapa Gading ke Manggarai.

AFP / Bay Ismoyo

Selain infrastruktur fisik, dalam 10 tahun terakhir Jokowi selaku kepala pemerintahan juga gencar membangun infrastruktur telekomunikasi, yang menjadi tulang punggung transformasi digital di Indonesia.

Di bawah program Palapa Ring, pemerintah membangun jaringan serat optik sepanjang lebih dari 12.000 km, yang menghubungkan daerah-daerah yang sebelumnya tidak terjangkau oleh layanan internet.

Program ini dilengkapi dengan pembangunan ribuan BTS, terutama di wilayah-wilayah pelosok dan perbatasan. Salah satu capaian besar adalah upaya untuk memastikan akses internet di seluruh desa di Indonesia melalui BTS 4G.

Hingga Desember 2023, pemerintah melalui BAKTI Kominfo sudah menyelesaikan 4.990 BTS 4G dari target 5.618 BTS yang tersebar di daerah pelosok.

Akselerasi akses internet di era Jokowi juga dilakukan melalui pengoperasian satelit SATRIA-1 yang diresmikan pada Desember 2023 lalu.

Jokowi mengatakan Indonesia memiliki 17 ribu pulau dengan kondisi geografis yang beragam, sehingga konektivitas telekomunikasi yang canggih diperlukan untuk menghubungkan antarwilayah.

"Kita membutuhkan yang namanya konektivitas untuk menjangkau, untuk menghubungkan dari satu pulau ke pulau lain, satu provinsi ke provinsi lain, satu daerah ke daerah lain dalam rangka untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa," kata Jokowi saat peresmian BTS 4G dan SATRIA-1 di Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara, Desember tahun lalu.

Dengan semakin luasnya jangkauan akses internet, potensi ekonomi digital di Indonesia semakin terbuka. Sebab melalui akses internet yang bisa diandalkan memungkinkan masyarakat di daerah terpencil dapat terhubung dengan pasar nasional dan internasional, baik melalui usaha kecil menengah (UKM) maupun sektor-sektor kreatif lainnya.

Pembangunan infrastruktur fisik dan digitalisasi ini merupakan langkah penting dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045. Namun, penting adanya perencanaan yang terpadu antara pembangunan infrastruktur dan pengembangan ekonomi lokal.

Tantangan berikutnya adalah memastikan manfaat dari pembangunan infrastruktur dan digitalisasi dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya oleh penduduk kota besar atau mereka yang sudah memiliki akses terhadap teknologi.

Warisan Ibu Kota Nusantara

Data Satgas Pembangunan Infrastruktur IKN mencatat pembangunan tahap I IKN yang mencakup infrastruktur dasar, gedung pemerintahan, rumah tapak menteri sampai rumah susun bagi aparatur sipil negara (ASN) telah mencapai 93 persen per 22 September 2024.

Infrastruktur dasar meliputi penyediaan air minum, ketenagalistrikan, TIK, pengelolaan persampahan, dan air limbah. Begitu juga dengan Bendungan Sepaku Semoi, Bandar Udara Nusantara, dan jalan-jalan menuju kawasan IKN.

Sementara gedung pemerintahan meliputi Istana Kepresidenan, kantor kementerian, dan gedung lain yang berada di kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP).

Kemudian untuk rumah tapak menteri sudah selesai sebanyak 20 unit dan 14 unit masih dalam pengerjaan. Targetnya total 28 unit rumah tapak menteri yang akan rampung pada Oktober 2024.

Selain Kalimantan yang mendapat dampak langsung dari pembangunan IKN, beberapa daerah di Indonesia, tepatnya yang berada di luar Jawa rupanya juga ikut bergeliat.

Hal ini sejalan dengan keinginan presiden agar pertumbuhan ekonomi tinggi tidak hanya terjadi di Jawa, tapi juga daerah-daerah lain.

"Di tengah tantangan global, ekonomi Indonesia terus bertumbuh dengan stabil di atas 5 persen. Bahkan, beberapa wilayah di Indonesia Timur seperti Papua dan Maluku tercatat pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen," ucap Jokowi.

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi