Teleskop NASA Meluncur ke Antariksa, Siap Petakan 450 Juta Galaksi

1 month ago 26

8000hoki Situs server Slot Maxwin Japan Terpercaya Pasti Lancar Jackpot Full Terus

hoki kilat online Pusat Demo situs Slot Maxwin Indonesia Terkini Gampang Win Banyak

1000hoki Data Situs situs Slots Maxwin Cambodia Terbaik Mudah Lancar Scatter Online

5000hoki.com Data Daftar web Slot Maxwin China Terkini Pasti Lancar Jackpot Terus

7000hoki.com List Agen website Slots Maxwin China Terbaik Gampang Lancar Win Full Setiap Hari

9000hoki List Situs situs Slot Maxwin Myanmar Terpercaya Mudah Lancar Win Full Non Stop

List ID Slots Gacor server Indonesia Terkini Pasti Lancar Win Setiap Hari

Idagent138 login Slot Gacor Terbaik

Luckygaming138 login Akun Slot Terbaik

Adugaming login Akun Slot Anti Rungkat Terpercaya

kiss69 Akun Slot Anti Rungkad Online

Agent188 login Akun Slot Anti Rungkat

Moto128 login Id Slot Anti Rungkat Online

Betplay138 Daftar Akun Slot Gacor

Letsbet77 login Akun Slot Online

Portbet88 Daftar Akun Slot Anti Rungkat Terpercaya

Jfgaming Daftar Slot Anti Rungkad Terbaik

Mg138 login Slot Anti Rungkat Terpercaya

Adagaming168 Akun Slot Maxwin Online

Kingbet189 Daftar Slot Game Terbaik

Summer138 Daftar Id Slot Gacor

Evorabid77 Daftar Slot Maxwin Terbaik

CNN Indonesia

Kamis, 13 Mar 2025 14:00 WIB

Teleskop SPHEREx resmi meluncur, Selasa (11/3) dengan misi memetakan 450 juta galaksi yang ada di alam semesta. Teleskop SPHEREx resmi meluncur, Selasa (11/3) dengan misi memetakan 450 juta galaksi yang ada di alam semesta. (Foto: Dok.NASA)

Jakarta, CNN Indonesia --

Teleskop terbaru NASA, SPHEREx, resmi meluncur ke orbit, Selasa (11/3) waktu setempat. Wahana ini memiliki misi memetakan 450 juta galaksi yang ada di alam semesta.

Dengan teknologi canggihnya, Teleskop SPHEREx diklaim dapat membantu para ilmuwan mengungkap apa yang terjadi pada sepersekian detik pertama setelah Big Bang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir NBC, SPHEREx merupakan singkatan dari Spectro-Photometer for the History of the Universe, Epoch of Reionization and Ices Explorer. Teleskop ini dirancang untuk memetakan seluruh langit angkasa, mempelajari ratusan juta galaksi dan menyusun bagaimana alam semesta terbentuk dan berevolusi.

SPHEREx berhasil meluncur setelah mengalami beberapa kali penundaan sejak akhir Februari untuk memberikan lebih banyak waktu bagi para insinyur untuk menilai roket dan komponen-komponennya, serta masalah cuaca buruk di lokasi peluncuran.

Wahana antariksa berbentuk kerucut ini lepas landas pada Selasa malam sekitar pukul 20:10, di atas roket SpaceX Falcon 9 dari Vandenberg Space Force Base, California. Turut serta dalam perjalanan menuju orbit, empat satelit seukuran koper yang akan digunakan NASA dalam misi terpisah untuk mempelajari Matahari.

Teleskop NASA SPHEREx resmi meluncur ke orbit untuk petakan 450 juta galaksiTeleskop SPHEREx yang bernilai $488 juta akan mengamati seluruh langit sebanyak empat kali selama dua tahun misinya. (Foto: Dok.NASA)

Teleskop SPHEREx yang bernilai $488 juta akan mengamati seluruh langit sebanyak empat kali selama dua tahun misinya. Instrumennya akan mengamati kosmos dalam 102 warna, atau panjang gelombang yang berbeda, yang menurut NASA lebih banyak daripada misi sebelumnya.

Warna dalam rentang inframerah pada dasarnya tidak terlihat oleh manusia karena cahaya inframerah memiliki panjang gelombang yang lebih panjang daripada yang dapat dilihat oleh mata.

Namun, di luar angkasa, cahaya inframerah dari bintang, galaksi, dan benda langit lainnya membawa informasi penting tentang komposisi, kepadatan, suhu, dan susunan kimianya.

Teknik yang dikenal sebagai spektroskopi memungkinkan para ilmuwan untuk menganalisis cahaya inframerah, membaginya menjadi warna-warna yang berbeda seperti halnya prisma yang bisa memisahkan cahaya matahari menjadi pelangi yang berwarna-warni. Data yang dikumpulkan oleh observatorium SPHEREx akan memberi para peneliti wawasan tentang kimia dan karakteristik lain dari ratusan juta galaksi di alam semesta.

NASA mengatakan bahwa pengamatan ini dapat membantu para ilmuwan mempelajari bagaimana galaksi terbentuk, melacak asal-usul air di Bima Sakti, dan mengumpulkan informasi tentang apa yang terjadi setelah Big Bang, yang menciptakan alam semesta sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu.

(dmi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi