Yogyakarta, CNN Indonesia --
Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM Busyro Muqoddas menyebut sekretaris umum organisasinya, Abdul Mu'ti tidak bercerita kepadanya dan kolega lain soal tawaran memimpin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah di Kabinet Prabowo Subianto.
"Yang saya tahu, itu Pak Sekum (Abdul Mu'ti) itu sampai tiga hari yang lalu itu tidak cerita apa-apa kepada kolega PP Muhammadiyah, lha, saya tahu (tawaran menteri) baru ini tadi," kata Busyro ditemui di kantor PP Muhammadiyah, Kota Yogyakarta, DIY, Selasa (15/10).
Sepengetahuan Busyro, jabatan menteri untuk Abdul Mu'ti ini juga tidak dibahas di internal organisasinya karena memang tak ada tawaran resmi ke PP Muhammadiyah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lain halnya ketika tawaran jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) datang buat salah seorang kader organisasi, Muhadjir Effendy dahulu. Kata Busyro, karena tawaran disampaikan secara resmi maka dibahas oleh internal PP Muhammadiyah.
"Karena enggak ada tawaran resmi ke PP Muhammadiyah, yang saya ketahui," imbuh mantan pimpinan KPK itu.
"(Waktu Muhadjir) dibahas diterima atau tidak, bagaimana pertimbangan anggota PP," sambungnya.
Namun demikian, Busyro belum bisa memastikan apakah Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir telah mendengar tawaran ini ketika bertemu dengan Prabowo saat keduanya bertatap muka September 2024 lalu.
"Saya belum ketemu Pak Haedar Nashir sejak saat itu, karena kemarin juga rapat-rapat pas dia kesehatannya terganggu, jadi belum ketemu, belum ada cerita hasil dengan Pak Prabowo itu," imbuhnya.
Lebih lanjut, Busyro berpendapat bahwa penunjukan Abdul Mu'ti bukan berdasarkan klaim lingkaran tertentu, melainkan testimoni serta rekam jejak atau kompetensi yang bersangkutan di bidang pendidikan itu sendiri.
Busyro bilang, Abdul Mu'ti adalah seorang guru besar di bidang pendidikan, selain pernah menjabat selaku Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) 2019-2023.
"Unsur-unsur itu melekat ke Pak Abdul Mu'ti," ucap Busyro.
Meski belum ada penetapan atau pengumuman resmi kabinet, Busyro berpesan agar siapa saja, termasuk Abdul Mu'ti ketika nanti benar mendapat mandat sebagai menteri agar fokus bekerja di pemerintahan dan tidak merangkap jabatan.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti sebelumnya mengungkap bahwa presiden terpilih Prabowo Subianto memberikan amanat kepadanya untuk memimpin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah di Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
Mu'ti jadi salah satu dari puluhan tokoh yang hari ini dipanggil ke kediaman Prabowo untuk diwawancara sebagai calon menteri.
"Yang pertama tadi Pak Prabowo menyampaikan memberikan amanah kepada saya untuk memimpin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah," kata Mu'ti kepada wartawan di rumah Prabowo, Kertanegara Jakarta Selatan, Senin (14/10).
Mu'ti juga mengaku akan mendapat wakil menteri untuk membantu kerja-kerjanya di kabinet nanti. Namun dia belum bisa menyebut nama calon wakil menteri tersebut.
Mu'ti mengaku bertemu Prabowo dan bicara soal upaya membangun dan mencerdaskan bangsa. Dia bilang, Prabowo meyakini pendidikan sebagai kunci kemajuan bangsa.
Di sisi lain dia mengaku tidak tahu soal alasan pemecahan kementerian yang saat ini dipimpin oleh Nadiem Makarim. Mu'ti hanya memastikan bahwa nanti, Kementerian Dasar dan Pendidikan tidak akan bergabung dengan Dikti.
Mu'ti juga mengungkap telah menandatangani dua dokumen, salah satunya adalah pakta integritas. Dokumen itu ia tandatangani dua hari lalu saat bertemu elite Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
"Satu kesediaan untuk menjadi menteri dalam kabinet. Kedua, pakta integritas yang isinya normatif setia kepada negara dan siap mendukung pemerintahan Prabowo serta menjaga wibawa presiden dan wibawa bangsa negara," ujarnya.
(kum/wis)