Kala Doel dan Dharma Sindir Banjir Kiriman Jabar di Depan RK

2 months ago 19

Jakarta, CNN Indonesia --

Momen sindiran mengenai 'banjir kiriman' dari Bogor (Jawa Barat) ke Jakarta terjadi ketika calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 3 Rano Karno atau 'Si Doel' bertanya terhadap calon gubernur nomor urut 2 Dharma Pongrekun pada debat ketiga Pilkada Jakarta 2024 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (7/11) malam.

Momen saling tukar pernyataan antara Doel dan Dharma tersebut secara tak langsung menyoroti cagub nomor urut 1, Ridwan Kamil, yang sebelumnya menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat.

Debat pamungkas Pilgub Jakarta yang bertema "Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim" ini memiliki sejumlah subtema, salah satunya adalah penanganan banjir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tema debat tersebut membawa Rano untuk mengajukan pertanyaan terkait pernyataan Dharma bahwa banjir yang kerap terjadi di Jakarta adalah 'kiriman' dari Bogor.

Rano bertanya ke Dharma soal pandangannya mengenai alasan mengapa dataran tinggi seperti Bogor tak mampu menahan air hujan hingga berimbas ke Jakarta.

"Bagaimana pandangan Mas Dharma menyatakan banjir di Jakarta karena banjir kiriman dari Bogor. Mengapa daerah dataran tinggi tak mampu menahan air hujan sehingga Jakarta terkena imbasnya? Apakah karena ekosistem alam di Jabar sudah rusak?" tanya Rano.

Menjawab pertanyaan itu, Dharma menyebutkan salah satu programnya adalah 'kolam pipi monyet' yang akan disiapkan untuk menahan air kiriman dari Bogor.

Dia menerangkan Kolam Pipi Monyet merupakan salah satu program yang diusung oleh pasangan calon Dharma-Kun untuk mengatasi banjir Jakarta dengan cara menampung air hujan berlebih agar dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat.

Tak hanya itu, Dharma juga mengatakan bahwa banjir bukanlah musibah.

"Ketika alam mencari keseimbangannya, bahwa banjir ini hadiah dari Tuhan apabila kita me-manage dengan bijaksana," ujar pensiunan jenderal bintang tiga Polri itu.

Kemudian, Rano kembali menanyakan mengapa masih terjadi banjir kiriman dari Bogor meskipun waduk sudah dibuat sembari menyebutkan adanya kemungkinan ekosistem yang rusak di Jawa Barat.

Dharma merespons dengan permintaan supaya persoalan miskelola (mismanagement) di Jawa Barat agar tak ditanyakan kepadanya. Pasalnya, kata Dharma, dia tak pernah menjadi gubernur di Jawa Barat.

"Kalau ditanya apakah ada mismanagement di Jabar jangan tanya ke kami. Karena kami belum pernah jadi gubernur apalagi di Jabar," kata Dharma.

Usai debat tersebut, Ridwan Kamil yang juga disebut RK, sempat menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari pasangan calon lain yang menyindir programnya terdahulu ketika masih menduduki kursi Gubernur Jawa Barat.

Menurut RK, banyaknya catatan dari masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Barat berarti banyak pula pekerjaan yang ia lakukan.

"Saya juga heran pertanyaannya tentang masa lalu. Prinsip saya sederhana. Banyak kerja pasti banyak cerita. Tidak ada kerja, tidak ada cerita. Karena saya banyak kerjanya mungkin banyak catatan cerita," ujar RK.

RK menambahkan, ia adalah tipikal pemimpin yang mau berimajinasi dan mengeksekusi ide-idenya, sehingga wajar jika ada banyak cerita mengenai masa lalunya karena tak seluruh program yang direncanakannya berhasil.

"Jadi saya tidak terlalu khawatir. Yang penting kami berdua adalah pemimpin Pancasilais. Karena Jakarta adalah Pancasila. wajah dari Indonesia," tambahnya.

Lebih lanjut, RK menyebutkan bahwa setiap periode kepemimpinan memiliki dinamika yang berbeda-beda dengan catatannya masing-masing.

"Dalam perjalanan pasti ada dinamika. Jaman Pak Ahok rame, Pak Anies rame, pasti jaman kami kalau terpilih pun rame. Tapi itulah namanya dinamika pembangunan. Yang penting kita niatnya baik, seperti nasihat orang tua saya, jadikan kekuasaan sebagai sarana bukan tujuan dan memberikan manfaat dengan solusi inovasi," kata RK.

Debat terakhir Pilkada Jakarta 2024 ini diikuti oleh tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, yakni Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), Dharma Pongrekun-Kun Wardana (Dharma-Kun) dan Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel).

Selain penanganan banjir, debat tersebut juga melingkupi subtema, penataan permukiman, pengelolaan sampah, penurunan emisi dan polusi udara, transisi energi terbarukan, ketersediaan air bersih serta kota layak huni, hingga penataan ruang terbuka hijau.

(arn/kid)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi