Jakarta, CNN Indonesia --
Ribuan orang berdemonstrasi di luar gedung parlemen sambil meneriakkan desakan untuk memakzulkan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Selasa (3/12) waktu setempat.
Desakan itu muncul usai Presiden Yoon secara mengejutkan mengumumkan darurat militer pada tengah malam.
Mereka berkumpul di luar gedung parlemen dan di jalan-jalan sekitarnya. Pada pukul 01.00 pagi waktu setempat, semakin banyak orang yang berdatangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makzulkan Presiden Yoon," suara teriakan massa di depan gedung parlemen, dikutip Reuters.
Demonstran juga meminta status darurat militer dicabut, serta meminta parlemen melindungi demokrasi.
Para pengunjuk rasa marah dan bingung ketika Yoon menetapkan status darurat militer dengan alasan mengusir 'hantu komunis'.
"Ini bisa saja terjadi 50 tahun yang lalu, tetapi tidak sekarang. Tidak seorang pun akan percaya," kata David Rhee, seorang pekerja dana ekuitas swasta.
"Apa yang dia katakan tentang komunisme hanyalah dogma belaka, tidak ada hubungannya dengan kenyataan," imbuhnya.
Bus-bus polisi dan militer tampak memblokir pintu masuk utama ke kompleks parlemen.
Namun, pasukan itu perlahan mulai meninggalkan gedung parlemen usai Majelis Nasional menyatakan status darurat tidak sah.
Massa pun bersorak saat sebuah bus militer meninggalkan tempat kejadian.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol menetapkan darurat militer pada Selasa (3/12) waktu setempat dengan alasan untuk melindungi negara dari "kekuatan komunis".
Penetapan darurat militer ini dilakukan di tengah pertikaian di parlemen mengenai Rancangan Undang-undang anggaran.
"Untuk melindungi Korea Selatan yang liberal dari ancaman yang ditimbulkan oleh kekuatan komunis Korea Utara dan untuk melenyapkan elemen-elemen anti-negara. Dengan ini saya mengumumkan darurat militer," kata Yoon dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi kepada rakyat, dikutip AFP.
"Tanpa memperhatikan mata pencaharian rakyat, partai oposisi telah melumpuhkan pemerintahan semata-mata demi pemakzulan, penyelidikan khusus, dan melindungi pemimpin mereka dari keadilan," tambahnya.
Kebijakan mengejutkan tersebut dilakukan saat Partai Kekuatan Rakyat pimpinan Yoon terus berselisih dengan Partai Demokrat, yang merupakan oposisi utama. Partai Demokrat adalah partai mayoritas di parlemen, dengan beranggotakan 300 orang.
Kedua pihak terus berseteru mengenai Rancangan Undang-undang anggaran tahun depan. Minggu lalu, anggota parlemen oposisi menyetujui rencana anggaran yang dikurangi secara signifikan melalui komite parlemen.
"Majelis Nasional kita telah menjadi surga bagi para penjahat, sarang kediktatoran legislatif yang berupaya melumpuhkan sistem peradilan dan administratif serta menumbangkan tatanan demokrasi liberal kita," tuding Yoon.
Ia menuduh anggota parlemen oposisi memangkas semua anggaran utama yang penting bagi fungsi inti negara, seperti memerangi kejahatan narkoba dan menjaga keamanan publik.
Pemerintahan Yoon menilai persetujuan ini mengubah negara menjadi surga narkoba dan negara dengan kekacauan keamanan publik.
Yoon kemudian melabeli oposisi sebagai "kekuatan anti-negara yang berniat menggulingkan rezim" dan menyebut keputusannya "tak terelakkan".
"Saya akan memulihkan negara ke keadaan normal dengan menyingkirkan kekuatan anti-negara sesegera mungkin," pungkasnya.
**
Pasukan darurat militer mulai mundur dari gedung parlemen setelah anggota parlemen memblokir dekrit
Dari Hanna Park dan Jessie Yeung dari CNN
Tepat setelah pukul 1 dini hari waktu setempat di Seoul, setelah anggota parlemen dengan suara bulat memilih untuk memblokir dekrit darurat militer presiden, puluhan pasukan yang telah memasuki gedung parlemen utama mulai mundur, menurut surat kabar Korea Chosun Ilbo.
Stasiun televisi lokal juga menayangkan pasukan yang mundur dari gedung.
Beberapa pasukan masih menunggu di dalam halaman Majelis Nasional, meskipun beberapa tampaknya telah meletakkan perlengkapan mereka, Chosun Ilbo melaporkan.
Warga yang menunggu di luar gedung bersorak ketika berita tentang suara anggota parlemen datang, menurut Chosun Ilbo - dengan beberapa berteriak, "Hidup Republik Korea!" dan "Yoon Suk-yeol, mundur!"
Konteks utama: Seratus sembilan puluh anggota parlemen memilih untuk membatalkan tindakan tersebut. Tidak jelas apa pengaruh suara tersebut terhadap deklarasi darurat militer. Berdasarkan hukum Korea Selatan, presiden berkewajiban untuk mematuhi suara tersebut.
***
19 menit yang lalu
Analisis: Yoon telah terlibat dalam kontroversi dan skandal sejak ia menjabat
Dari Jessie Yeung dari CNN
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengambil sumpah selama pelantikannya di depan Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, pada 10 Mei 2022.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengambil sumpah selama pelantikannya di depan Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, pada 10 Mei 2022.
Peringkat popularitas Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah anjlok sejak ia menjabat pada tahun 2022, karena serangkaian skandal dan kontroversi yang bahkan mendorong ratusan ribu orang menyerukan pemakzulannya.
Kerumunan yang mematikan: Hanya beberapa bulan setelah pelantikannya, kerumunan Halloween Itaewon terjadi, menewaskan 159 orang, dengan masyarakat menuntut akuntabilitas dan tindakan dari pihak berwenang.
Keluarga mengatakan kepada CNN setahun kemudian bahwa mereka tetap tidak puas dengan tanggapan tersebut - terutama setelah Yoon memblokir rancangan undang-undang yang mengusulkan penyelidikan baru atas insiden tersebut awal tahun ini, menurut Reuters.
Kontroversi tas desainer: Lalu ada kontroversi tas Dior: Istri presiden, Kim Keon Hee, dituduh menerima tas desainer senilai $2.200 sebagai hadiah, yang akan melanggar undang-undang antikorupsi yang melarang pejabat publik dan pasangan mereka menerima hadiah senilai lebih dari $750.
Yoon menyebut tuduhan Dior sebagai "aksi politik" - tetapi alih-alih mereda, skandal tersebut telah meningkat menjadi krisis besar bagi Yoon dan partai konservatifnya, yang tercermin dalam pemilihan parlemen pada bulan April di mana partai oposisi liberal memperoleh kemenangan telak.
Pengaruh parlemen oposisi sebagian mendorong Yoon untuk memerintahkan darurat militer, dengan mengutip mosi oleh oposisi untuk memakzulkan jaksa penuntut utama dan menolak proposal anggaran pemerintah.
20 menit yang lalu
Pasukan darurat militer mulai mundur dari gedung parlemen setelah anggota parlemen memblokir dekrit
Dari Hanna Park dan Jessie Yeung dari CNN
Tepat setelah pukul 1 dini hari waktu setempat di Seoul, setelah anggota parlemen dengan suara bulat memilih untuk memblokir dekrit darurat militer presiden, puluhan pasukan yang telah memasuki gedung parlemen utama mulai mundur, menurut surat kabar Korea Chosun Ilbo.
Stasiun televisi lokal juga menayangkan pasukan yang mundur dari gedung.
Beberapa pasukan masih menunggu di dalam halaman Majelis Nasional, meskipun beberapa tampaknya telah meletakkan perlengkapan mereka, Chosun Ilbo melaporkan.
Warga yang menunggu di luar gedung bersorak ketika berita tentang suara anggota parlemen datang, menurut Chosun Ilbo - dengan beberapa berteriak, "Hidup Republik Korea!" dan "Yoon Suk-yeol, mundur!"
Konteks utama: Seratus sembilan puluh anggota parlemen memilih untuk membatalkan tindakan tersebut. Tidak jelas apa pengaruh suara tersebut terhadap deklarasi darurat militer. Berdasarkan hukum Korea Selatan, presiden berkewajiban untuk mematuhi suara tersebut.
(pta/pta)