NasDem dan Daftar Tokoh yang Menolak Jadi Menteri Prabowo

1 month ago 25

Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Partai NasDem memutuskan untuk tidak ikut masuk kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dan memilih untuk memberi masukan dan pemikiran di luar kabinet.

"Atas dasar pertimbangan banyak hal, kita memutuskan juga untuk tidak masuk dalam kabinet," ujar Sekjen Partai NasDem Hermawi Taslim kepada wartawan di RSPAD Gatot Subroto, Minggu (13/10).

Ia beralasan masukan dan pemikiran dari NasDem kepada pemerintahan Prabowo-Gibran jauh lebih penting dari pada hanya sekedar kehadiran di dalam kabinet.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pikiran-pikiran kita, kontribusi kita terhadap berbagai hal, itu akan jauh lebih berarti daripada secara fisik kita masuk," tuturnya.

Terlepas dari itu, ia mengatakan partainya tetap bergabung dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam pemerintahan Prabowo-Gibran.

Keputusan NasDem untuk tidak masuk kabinet ini menambah daftar panjang pihak-pihak sebelumnya yang sejak jauh hari telah menyatakan menolak jadi menteri di pemerintahan Prabowo.

Hashim

Adik kandung Prabowo sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menegaskan tak akan menjadi menteri di pemerintahan kakaknya tersebut.

Hashim mengaku sempat ditawari posisi menteri oleh Prabowo. Namun, tawaran itu dia tolak.

"Saya ditawarkan tapi saya menolak, saya kira lebih baik saya di luar," kata Hashim di Hutan Kota by Plataran, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (31/8).

Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo  di Surabaya, Minggu (10/12). (CNNIndonesia/Farid)Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo adik Prabowo Subianto. (CNNIndonesia/Farid)

Luhut

Tak hanya Hashim, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga menolak permintaan Prabowo untuk kembali menduduki jabatan menteri.

Meski begitu, Luhut mengaku siap membantu Prabowo jika diminta sebagai penasihat.

"Saya sudah sampaikan, beliau sudah minta. Saya sampaikan kalau untuk jadi menteri, saya tidak, tapi saya siap membantu sesuai permintaan beliau sebagai penasihat kalau itu masih diminta," kata Luhut.

Luhut memilih untuk pensiun saja usai jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi berakhir.

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) berbincang dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) saat menghadiri pelantikan Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (29/11/2023). Presiden Joko Widodo melantik Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menjadi KSAD menggantikan Jenderal TNI Agus Subiyanto yang telah menjadi Panglima TNI. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat berbincang dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.

Khofifah

Terakhir, Khofifah Indar Parawansa mengaku ditawari kursi menteri dalam pemerintahan Prabowo, tetapi dia menolaknya.

Khofifah memilih kembali maju sebagai calon gubernur Jawa Timur pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.

Ia berpasangan dengan Emil Dardak dalam perebutan kursi nomor 1 di Jawa Timur.

Khofifah-Emil berhadapan dengan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) dan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim.

Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak menyambangi kediaman Ketua Umum Gerindra sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto pada Jumat (7/6) sore ini.Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak saat menyambangi kediaman Ketua Umum Gerindra sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Prabowo sebelumnya menyatakan sudah lama memantau calon menterinya yang akan masuk pada kabinet 2024-2029 mendatang.

Menurut Prabowo, nama-nama tersebut sudah disetor oleh pimpinan partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM). Dia mengklaim banyak di antara nama-nama itu memiliki kapabilitas.

Prabowo mengungkap di antara nama-nama tersebut selama ini juga sudah bekerja sama dengan dirinya di Kabinet Indonesia Maju. Dia juga mengakui telah melakukan diskusi dengan mereka meski prosesnya dilakukan secara tertutup.

"Jadi sebetulnya proses pemantauan itu sudah berjalan lama, kita sudah sering diskusi jadi ada tahap-tahap yang kita tidak di depan media, tapi sudah dilaksanakan," katanya.

(lna, tfq/gil)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi