CNN Indonesia
Rabu, 11 Des 2024 08:25 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Syekh Sayyid Abd Rahim Assegaf atau Puang Makka bercerita tidak pernah sekalipun bertemu langsung baik dengan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya maupun pengurus lainnya selama menjabat sebagai Mustasyar PBNU.
"Saya berharap bisa bersilaturahmi di luar kegiatan, tidak pernah ketemu. Aneh, kan, kalau mustasyar tidak pernah ketemu dengan ketua umumnya dan pengurus lainnya," kata Puang Makka di Makassar, Selasa (10/12).
Bahkan, kata dia, Gus Yahya sejak dilantik sebagai Ketua Umum PBNU sudah tiga kali datang ke Makassar tetapi tak pernah menghubungi dirinya. Karena itu, Puang Makka berpendapat kehadiran dirinya tak begitu penting bagi PBNU.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan pertimbangan itu, saya berpikir bahwa keberadaan saya selaku Mustasyar tidak terlalu penting bagi PBNU," tuturnya.
Puang Makka pun menyampaikan mengundurkan diri dari sebagai dewan penasihat atau Mustasyar PBNU. Ia beralasan kondisi kesehatan dan hal lain jadi faktor yang membuatnya memutuskan mundur.
"Masalah mundur atau tidak, hal yang biasa. Untuk saya banyak yang harus saya pertimbangkan, sehingga saya mengambil (keputusan) melepaskan jabatan saya selaku Mustasyar PBNU," kata dia.
Ia juga memohon maaf tidak dapat menghadiri berbagai kegiatan yang diselenggarakan PBNU karena kondisi kesehatannya.
"Saya mohon maaf karena saya tidak pernah menghadiri pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan tingkat PB, karena setiap ada kegiatan saya diperhadapkan pada persoalan kesehatan saya dan selalu bertepatan dengan kegiatan yang kalah pentingnya," lanjut dia.
Terkait Musyawarah Luar Biasa (MLB) yang akan digelar, Puang Makka menanggapi bahwa MLB atau forum lainnya adalah hal yang biasa dalam sebuah organisasi.
"Muslub, kongres, muktamar, itu sesuatu hal yang biasa. Itu semua terjadi di semua organisasi," katanya.
Sebelum mundur, Puang Makka menjabat sebagai Mustasyar di masa kepengurusan PBNU periode 2022-2027 di bawah kepemimpinan Rais Aam PBNU Miftahul Akhyar dan Ketum Gus Yahya. Ia duduk di jajaran mustasyar bersama para kiai dan nyai senior NU lainnya seperti Gus Mus, Ma'ruf Amin, Said Aqil Siradj, Nurul Huda Djazuli, Dimyati Rois hingga Shinta Nuriyah A. Wahid.
(rzr/tsa)
Yuk, daftarkan email jika ingin menerima Newsletter kami setiap awal pekan.
Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.