CNN Indonesia
Jumat, 08 Nov 2024 11:25 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Kepala Biro Humas dan KIP Universitas Indonesia (UI) Amelita Lusia mengatakan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sedang menjalani fase revisi naskah disertasi doktoralnya usai digelarnya sidang promosi doktoral beberapa waktu lalu.
Hal ini ia sampaikan merespons protes dari Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) yang dicatut sebagai informan utama dalam disertasi doktoral Bahlil.
"Perlu kami informasikan bahwa setelah sidang ujian terbuka yang lalu, maka tahap selanjutnya yang dijalani Pak Bahlil adalah revisi naskah disertasi sesuai masukan dalam sidang," kata Amelita kepada CNNIndonesia.com, Jumat (8/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amelita juga mengatakan masukan dari Jatam ihwal disertasi ini akan menjadi perhatian dan turut dilakukan perbaikan oleh Bahlil.
"Apabila ada masukan seperti ini, tentu akan menjadi perhatian dan dilakukan perbaikan sebagaimana harusnya," lanjutnya.
Sebelumnya Koordinator Jatam Melky Nahar mengungkapkan Jatam dicatut namanya sebagai informan utama dalam disertasi doktoral Bahlil yang berjudul, "Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia".
"Kami tidak pernah memberikan persetujuan, baik secara tertulis maupun lisan, untuk menjadi informan utama bagi disertasi tersebut," kata Melky dalam keterangannya, Kamis (7/11)
Melky menceritakan Jatam hanya memberikan persetujuan untuk diwawancarai oleh seseorang bernama Ismi Azkya. Ismi, lanjutnya, ketika itu memperkenalkan diri sebagai peneliti di Lembaga Demografi UI pada 28 Agustus 2024 lalu.
Ismi, lanjutnya, kala itu memperkenalkan diri ke Jatam sedang mengerjakan penelitian untuk dirinya sendiri, bukan untuk orang lain. Melky mengatakan penelitian yang dilakukan Ismi kala itu berkaitan dengan dampak hilirisasi nikel bagi masyarakat di wilayah tambang.
"Kami tidak diberi informasi yang layak dan memadai bahwa wawancara tersebut merupakan salah satu proses penelitian bagi disertasi Bahlil Lahadalia," kata dia.
Ismi, kata Melky, kemudian memberikan dua keterangan berbeda. Awalnya Ismi mengatakan sumber data dari Jatam tidak digunakan untuk disertasi Bahlil melalui sambungan telepon. Namun, belakangan Ismi meminta maaf kepada pegiat Jatam yang menghubungi via WhatsApp.
(rzr/DAL)
Yuk, daftarkan email jika ingin menerima Newsletter kami setiap awal pekan.
Dengan berlangganan, Anda menyepakatikebijakan privasi kami.