Jakarta, CNN Indonesia --
Kesehatan paru-paru setiap orang hari ini menghadapi berbagai ancaman, mulai dari gaya hidup tidak sehat seperti merokok hingga paparan polusi udara, radiasi, gas radon, hingga partikel asbes dari area konstruksi, hingga polusi dari area tambang atau industri batu bara.
Faktor-faktor ini dapat memicu pertumbuhan sel abnormal di paru-paru, yang berpotensi berkembang menjadi kanker paru. Penyakit ini kerap disebut sebagai "silent killer" karena sering tidak menunjukkan gejala pada tahap awal.
"Kanker paru juga termasuk silent killer di mana pada stadium awal sering tidak bergejala sehingga lebih dari 70 persen pasien kanker paru terdiagnosis sudah dalam stadium lanjut. Oleh karena ketika gejala-gejala tersebut sudah terjadi, harus segera diperiksa ke dokter" ujar Dokter Spesialis Paru Konsultan Onkologi di Mayapada Hospital Kuningan, dr. Jaka Pradipta, Sp.P (K) Onk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertumbuhan sel kanker paru dapat dikenali dengan beberapa gejala seperti batuk berkepanjangan lebih dari dua minggu, batuk saat menelan, akibat terbentuknya saluran abnormal antara kerongkongan dan bronkus, maupun sesak napas disebabkan penumpukan cairan di paru-paru.
Gejala lainnya batuk berdarah yang merupakan tanda kerusakan pembuluh darah, nyeri dada, menjalar hingga bahu dan punggung, hingga suara serak yang berlangsung lebih dari dua minggu.
"Terdapat kanker paru primer yangpertumbuhanya di dalam paru, dan kanker paru sekunder yang terjadi karena penyebaran kanker dari bagian tubuh lain," jelasnya.
Dokter Spesialis Paru Konsultan Onkologi di Mayapada Hospital Bandung, yaitu dr. Widhy Yudistira Nalapraya, Sp.P(K)Onk menambahkan, diagnosis kanker paru dapat dilakukan mulai dari rontgen, CT Scan, atau analisis sel kanker melalui dahak (sitologi dahak), hingga gold standard-nya adalah biopsi.
"Biopsi, yakni pengambilan sampel jaringan paru-paru untuk pemeriksaan mikroskopis di laboratorium. Biopsi ini semakin canggih dengan teknik baru bernama Bronkoskopi Cryo untuk mendiagnosis kanker paru lebih akurat," ujarnya.
Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Pulmonologi Medik Kritis, dr. Eric Daniel Tenda, DIC, Ph.D, Sp.PD, K-PMK, FINASIM, Bronkoskopi Cryo menggunakan alat khusus yang memanfaatkan gas CO2 untuk membekukan jaringan paru-paru yang diambil sebagai sampel. Dengan teknologi ini, sampel jaringan yang dihasilkan lebih besar dan utuh, sehingga meningkatkan akurasi diagnosis.
"Bronkoskopi Cryo adalah teknik pengobatan penyakit paru yang menggunakan teknik cryo, didukung oleh unitelectrosurgical canggih VIO3, dan terapi koagulasi plasma argon (APC). Teknik cryoini pada prinsipnya membekukan jaringan yang akan diambil di saluran pernapasan dengan gas CO2 sehingga jaringan tersebut dapat menempel pada ujung alatcryo," ujarnya.
Lebih lanjut dr. Eric menjelaskan, Bronkoskopi Cryo termasuk inovasi di bidang intervensi pulmonologi dengan teknik advanced dan dapat dilakukan di rumah sakit yang memiliki teknologi penunjang. Seperti yang ada di Mayapada Hospital melalui unitnya, yaitu Mayapada Hospital Jakarta Selatan yang mampu melakukan teknik Bronkoskopi Cryo.
"Tindakan ini dilakukan jika dokter mencurigai adanya tumor atau kelainan pada paru untuk mengambil sejumlah kecil jaringan yang nantinya diperiksa lebih lanjut di laboratorium," ucap dr. Eric yang mendalami bidang intervensi pulmonologi di Imperial College London.
Selain untuk biopsi, Bronkoskopi Cryo teknik cryo juga dapat digunakan untuk menangani kanker paru khususnya stadium lanjut, seperti Cryo-Devitalisasi, yaitu menghancurkan sel kanker di saluran napas dan Cryo-Rekanalisasi, membuka jalan napas yang tersumbat oleh tumor atau gumpalan darah.
"Penanganan kanker paru juga dapat dilakukan dengan operasi, dimana dengan perkembangan ilmu kedokteran, penanganan kanker paru stadium awal dapat dilakukan dengan pengangkatan sebagian kecil jaringan paru. Sayangnya, mayoritas kasus kanker paru di Indonesia ditemukan sudah dalam stadium lanjut," tambah dr. Eric.
Penanganan kanker paru dengan bronkoskopi cryo dan metode penanganan lainnya dapat dilakukan di Oncology Center Mayapada Hospital yang memiliki tim dokter multidisiplin seperti dr. Eric Tenda, dr. Jaka, dan dr. Widhy.
Oncology Center Mayapada Hospital merupakan layanan yang khusus menangani masalah kanker mulai dari pencegahan, deteksi dini, diagnosis, pengobatan, terapi berkelanjutan, hingga end-of-life care, dan dilengkapi dengan teknologi medis yang canggih untuk melakukan berbagai tindakan penanganan yang advanced.
Layanan Oncology Center Mayapada Hospital memiliki standar protokol internasional dalam penanganan kanker dengan menghadirkan Tumor Board yang aktif memberikan rencana perawatan yang tepat, serta hadirnya tim Patient Navigator yang berpengalaman untuk mendampingi pasien dalam setiap langkah perawatan.
Selain itu, konsultasi dengan tim dokter ahli di Oncology Center Mayapada Hospital bisa dilakukan melalui aplikasi MyCare milik Mayapada Hospital untuk mengatur jadwal konsultasi dan memperoleh nomor antrean lebih awal. MyCare juga sudah terkoneksi dengan berbagai metode pembayaran yang praktis.
Tak hanya itu, aplikasi MyCare juga menyediakan fitur Health Article & Tips untuk mengetahui berbagai penanganan masalah kanker di Oncology Center Mayapada Hospital. Unduh aplikasi MyCare di Google Play Store dan App Store untuk mendapatkan kemudahan akses layanan kesehatan di Mayapada Hospital dan dapatkan reward point saat pertama kali registrasi di MyCare untuk dipakai sebagai potongan harga layanan di Mayapada Hospital.
(ory/ory)