Jenis Terapi Sistemik untuk Atasi Kanker Payudara di Mayapada Hospital

1 month ago 22

Jakarta, CNN Indonesia --

Kanker payudara menjadi jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia. Saat ini, ilmu kedokteran pun tengah melakukan berbagai upaya melawan kanker payudara, antara lain melalui terapi sistemik yang terdiri dari kemoterapi, terapi target, dan imunoterapi.

Secara umum, kemoterapi adalah jenis terapi sistemik yang paling familiar, yakni pengobatan kanker payudara melalui pemberian obat kanker yang menjangkau seluruh bagian tubuh, dan dapat diberikan dengan beberapa cara, seperti melalui infus, oral atau obat minum, dan terkadang melalui tulang belakang. Terapi ini dapat menghentikan dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker yang berkembang dan membelah diri dengan cepat.

Di sisi lain, kemoterapi juga memberi pengaruh terhadap sel-sel lain dalam organ tubuh, seperti pada saluran cerna, saraf, dan sumsum tulang belakang yang menghasilkan sel-sel darah, termasuk sel darah putih. Pascakemoterapi, kerap muncul efek samping seperti rambut rontok, mual dan muntah, kesemutan, demam, hingga penurunan sel-sel darah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prof. dr. Noorwati Soetandyo, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik dari Mayapada Hospital Tangerang, menjelaskan bahwa pada dasarnya, kemoterapi pada kanker payudara diberikan dalam 3 kondisi tertentu, yaitu Neoadjuvant (sebelum operasi), Adjuvant (setelah operasi), dan pada stadium lanjut.

"Kemoterapi Neoadjuvant sering dilakukan apabila tumor kanker payudara terlalu besar sehingga perlu dikecilkan dulu sebelum operasi. Kondisi tumor kemudian dievaluasi dan dokter dapat mengetahui apa jenis obat yang direspon dengan baik oleh pasien untuk mengecilkan tumor. Kemoterapi Neoadjuvant pada kanker payudara stadium awal di subtipe tertentu seperti Triple Negative dan HER2 positive dapat meningkatkan angka harapan hidup," papar Prof. Noorwati.

Adapun pada jenis kemoterapi Adjuvant diberikan setelah operasi pengangkatan tumor atau payudara (mastektomi) untuk membunuh dan membersihkan sel kanker yang mungkin masih ada dalam tubuh.

Terakhir, pada kasus kanker payudara stadium lanjut yang telah menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis), kemoterapi menjadi pengobatan utama. Tujuannya, untuk mengendalikan pertumbuhan sel kanker, mengurangi gejala, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Kategori terapi sistemik lainnya adalah terapi target. dr. Wulyo Rajabto, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan menyatakan, cara kerja terapi target berbeda dari kemoterapi.

"Berbeda dengan kemoterapi yang menjangkau seluruh bagian tubuh, terapi target bekerja secara khusus menghalangi sinyal kimia di tempat terjadinya pertumbuhan dan pembelahan sel kanker sehingga dapat membunuh sel kanker tersebut," kata dr. Wulyo.

Pada praktiknya, terapi target bisa dikombinasikan dengan kemoterapi kanker payudara, sehingga meningkatkan keampuhan pengobatan kanker kepada pasien.

"Secara sederhana, terapi target ini langsung ke inti dari sel kanker. Obat yang digunakan dalam terapi target, spesifik menargetkan ke sel-sel kanker, sehingga efek obat tidak merusak sel yang normal dan sehat. Efek samping dari terapi target juga tidak seberat efek samping dari kemoterapi," lanjut dr. Wulyo.

Metode pengobatan sistemik berikutnya untuk kanker payudara, yaitu imunoterapi atau terapi imun, yang akan mengoptimalkan sel-sel imun tubuh untuk mengenali dan menghancurkan sel-sel kanker.

Umumnya, Imunoterapi diberikan sebagai kombinasi kemoterapi untuk mengobati kanker payudara yang berjenis triple negative (TNBC), karena metode terapi target biasanya kurang efektif untuk kanker payudara jenis ini.

Dokter Resti Mulya Sari, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik dari Mayapada Hospital Tangerang mengatakan, Imunoterapi adalah jenis terapi sistemik yang lebih baru untuk menghambat dan menghentikan perkembangan sel kanker, serta mencegahnya menyebar ke organ lain dengan bantuan sel imun tubuh.

"Terapi ini mendorong kemampuan sel imun tubuh untuk lebih efektif melawan sel kanker. Efek samping yang mungkin timbul adalah reaksi autoimun atau seperti alergi di mana sel imun bereaksi berlebihan," katanya.

Sementara itu, pasien kanker payudara yang menjalani terapi sistemik maupun jenis terapi kanker lainnya memiliki kemungkinan merasakan efek samping yang berbeda-beda.

"Untuk dapat menangani kanker payudara secara komprehensif, terdapat beberapa jenis terapi lainnya selain terapi sistemik, seperti melalui terapi radiasi dan pembedahan dengan berbagai metode terkini," ujar dr. Resti.

dr. Resti menegaskan, apapun jenis terapi yang dijalani, pasien harus rajin kontrol dan memahami pengelolaan efek samping terapi. Saat menerima terapi, pasien dipastikan mendapatkan pendampingan tim dokter dan perawat.

"Melihat dari banyaknya kemungkinan jenis terapi yang harus dijalani seseorang ketika menderita kanker payudara, membuat kita harus menyadari bahwa berjuang melawan kanker payudara adalah hal yang tidak mudah. Seyogyanya, kita harus peduli terhadap tubuh kita sendiri, segera kontrol ke dokter jika ada keluhan karena semakin dini kita mengetahui adanya sel kanker, tingkat kesembuhannya juga akan semakin tinggi," katanya.

Baik Prof. Noorwati, Dokter Wulyo, dan Dokter Resti adalah dokter-dokter ahli yang berpengalaman menangani kasus-kasus kanker. Saat ini, mereka berpraktik di Oncology Center Mayapada Hospital, yakni layanan unggulan milik Mayapada Hospital yang berfokus terhadap berbagai kasus kanker secara komprehensif, mulai dari pencegahan, deteksi dini, diagnosis, pengobatan, dan terapi berkelanjutan.

Oncology Center di Mayapada Hospital telah berstandar internasional, dilengkapi Tumor Board yang aktif memberikan rencana perawatan yang tepat, dan didukung tim Patient Navigator yang ahli dan berpengalaman untuk mendampingi pasien selama menjalani perawatan.

Dalam perkembangannya, Oncology Center Mayapada Hospital diperkuat oleh layanan terbaru Mayapada Breast Clinic yang ada di unit Mayapada Hospital Jakarta Selatan. Mayapada Breast Clinic ini merupakan layanan satu pintu (one stop services) untuk perawatan kesehatan payudara, mulai dari deteksi dini, diagnosis, pengobatan kanker payudara, hingga perawatan pasca pengobatan.

Konsultasi awal dan skrining kanker payudara bersama tim dokter dapat dilakukan dengan membuat janji temu dokter di MyCare milik Mayapada Hospital. Dengan menggunakan MyCare, Anda juga dapat memperoleh nomor antrean lebih awal dan transaksi layanan yang lebih mudah, karena MyCare terhubung dengan berbagai metode pembayaran.

Berbagai informasi seputar penanganan kanker payudara di Oncology Center Mayapada Hospital dapat diketahui di aplikasi MyCare melalui fitur Health Articles & Tips. Unduh MyCare di Google Play Store dan App Store untuk menikmati kemudahan layanan Mayapada Hospital, di mana ada reward point untuk pengguna yang baru registrasi pertama kali di MyCare.

(rea/rir)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi