Jakarta, CNN Indonesia --
Harry Halim kembali menghadirkan koleksi busana yang 'tajam' dan berani. Untuk karya Spring/Summer 2025, ia memberikan tajuk 'Redemption'.
Harry memang lekat dengan koleksi bernuansa romantis. Terbukti dari satu koleksi ke koleksi lain sangat erat dengan cinta dan romantisme. Romantisme seperti apa lagi yang ingin dihadirkan?
'Redemption' (penebusan) jadi koleksi lanjutan dari koleksi 'Nevermore' Autumn/Winter 2024. 'Redemption' mengambil citra vampir tak hanya dari warna dan penampilan, tapi juga kisah cinta mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang saya tunjukkan rata-rata sebagai vampir. Tidak hanya mengambil subjek dari vampir, tapi juga love story, yang mana cukup hopeless romantic," kata Harry dalam konferensi pers jelang pertunjukan di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta Pusat, Jumat (1/11).
Sebuah peti mati mewah disiapkan sejak sebelum pertunjukan dimulai. Artis Valerie Thomas didapuk jadi sosok yang 'tertidur' di peti yang terbuka.
Pertunjukan dimulai dengan drama singkat di mana seorang pria berjubah menatap sosok dalam peti, lalu berjalan diiringi nyala lampu.
Satu per satu koleksi pun ditampilkan. Harry kali ini hanya bermain dengan dua palet warna, yakni hitam dan merah, dua warna yang sangat dekat dengan vampir era klasik. Siluet-siluet busana pun sebagian menggunakan siluet mantel atau jubah.
Selain mantel, Harry juga mengadopsi siluet korset, jaket, rok panjang, juga heeled-trousers atau perkawinan antara sepatu dan celana.
Siluet-siluetnya memang tidak serumit koleksi-koleksi pendahulu. Kali ini, permainannya lebih simpel, elegan dan 'tajam' di area tertentu.
Tengok saja potongan bahu tinggi dan runcing atau detail gelombang pada pinggang yang masih menimbulkan kesan kokoh.
Pertunjukan koleksi Spring/Summer 2025 'Redemption' Harry Halim. (Dok. House of Harry Halim)
Kesan elegan semakin terasa dengan pemilihan material berupa velvet, jacquard, viscose, dan vegan leather. Kemudian ditambah detail bordir tangan menggunakan rhinestone Swarovski dan kristal akrilik.
Harry tak meninggalkan 'signature cutting' miliknya. Ia masih menggunakan belahan asimetris terbuka pada atasan, bentuk 'deep v-neck', ujung mantel yang dibuat runcing, juga celana super lebar yang nyaris menyerupai rok.
Busana juga tidak memiliki gender atau jenis kelamin tertentu. Hal ini membuat look apa pun bisa dikenakan baik pria maupun wanita.
Aksesori yang lebih 'wearable'
'Redemption' menggandeng Naomi by NJS Gold untuk aksesori berupa perhiasan. Naomi, sang desainer perhiasan, menuturkan bahwa karakter perhiasan jenama miliknya begitu feminin. Hal ini jadi tantangan sebab berkolaborasi dengan karakter kuat busana Harry.
"Saya harus melakukan penyesuaian. Itu enggak mudah. Saya berpikir [perhiasan ini] belum maksimal sebab dikerjakan dalam waktu singkat, kurang dari sebulan," kata Naomi, dalam kesempatan serupa.
Meski demikian, Harry mengaku puas dengan aksesori Naomi untuk melengkapi koleksinya. Dia berkata, koleksi perhiasan memang lebih mudah dikenakan (wearable) ketimbang aksesori di koleksi-koleksinya terdahulu.
Pertunjukan koleksi busana Harry juga diwarnai oleh kehadiran figur-figur publik yang berkarakter. Harry tentu saja tak sembarangan memilih nama-nama ini.
Sebut saja sutradara kawakan Jay Subyakto, aktor Egy Fredly, aktor Chicco Jerikho, aktris Jihane Almira. Kesemuanya memiliki karakter yang tidak 'tenggelam' dengan kekuatan karakter busana Harry.
Jay Subyakto mengenakan busana serba merah plus mantel tebal tampil 'stunning' ditambah rambutnya yang gondrong.
Egy Fedly dengan mantel hitam plus celana merah menyala hadir bak pemeran 'villain' di sebuah film.
Untuk memberikan ruang pada sesuatu yang baru, yang lama memang harus 'mati'. Harry menyimbolkan kematian sebagai tebusan akan harapan baru.
Warna merah terang di antara warna hitam pekat dan pencahayaan yang sengaja dibuat minim selama pertunjukan seperti ingin menunjukkan bahwa cahaya itu disadari ketika ada kegelapan.
(asr/asr)